Semua ini berawal ketika Kak Damar, kakak pertama ku itu mengetuk pintu kamar ku disaat aku sedang merapihkan dandanan serta pakaian yang aku kenakan untuk acara pernikahan Kakak kedua ku, Kak Jia. Kak Damar menghampiri ku dengan raut wajah yang nampak gelisah, sebelum pada akhirnya perkataan yang dikeluarkan oleh nya membuat ku terdiam sesaat. "Jia kabur." Tentu saja hal ini membuat ku terkejut, bagaimana bisa Kakak perempuan ku yang beberapa menit lagi akan menikah itu kabur. Setelah mendengar informasi dari Kakak pertama ku itu, aku langsung keluar dari kamar menuju ke ruang keluarga. Disana dapat aku lihat ada Bunda yang sedang menangis dan Ayah yang nampak seperti sedang menahan emosi. Sampai pada akhirnya keputusan dari Ayah membuat ku tidak bisa membantah lebih. "Ayah sudah putuskan kalau kamu yang bakalan menggantikan Kakak kamu itu." Itu suara dari Ayah yang diucapkan dengan penuh emosi dan tentu saja membuat ku kaget setengah mati.