Hidup Raja sebagai seorang koas tiba-tiba berubah setelah kehadiran Nia, gadis yang ia nikahi atas dasar belas kasihan sang Umi.
Nia, gadis desa, yatim piatu, pendiem, aneh, dan ga tau mode. Itu satu kalimat yang bisa mendefinisikan Nia dari sisi Raja.
Raja dongkol ketika Uminya tetiba memintanya untuk melakukan pendekatan selama sebulan sebelum menikah bersama Nia. Pikirnya, sang Umi sudah kerasukan jin entah dari mana. Bisa-bisanya melamarkan seorang gadis tanpa terlebih dahulu bertanya padanya. Raja sempat mengelak tidak mau karena ia tengah menyukai seorang adik tingkat di kedokteran Undip, tapi kemudian menyerah setelah mengingat bagaimana uminya sangat sensitif akan masalah permintaan setelah mengalami penyakit ginjal.
Yang Raja tau, Nia atau lengkapnya Kurnia pertama kali bertemu Uminya di RSND Semarang, sesaat setelah Uminya datang untuk mengambil antrian.
Raja pasrah, entah apa yang akan terjadi padanya dalam satu bulan ke depan menjalani taaruf dengan seorang gadis bernama Nia.
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.