8 parts Ongoing "Aku tahu kamu nggak akan pernah menyukaiku, Jaehee. Tapi aku nggak akan berhenti mencintaimu dan mengejarmu, meski seluruh dunia membenciku karena itu."
.
.
.
"Apa sih lo, Riku?!" bentak Jaehee keras, nadanya tajam seperti pisau.
Riku terpaku, mulutnya setengah terbuka, tidak siap dengan reaksi itu.
"Lo ngapain sih ngikutin gue?!" lanjut Jaehee, kali ini lebih keras, suaranya bergetar oleh amarah. "Lo penguntit, ya?! Apa lo nggak ngerti kalau gue nggak mau deket-deket sama lo?!"
Beberapa orang yang sedang berbelanja mulai melirik ke arah mereka, sebagian bahkan berhenti untuk melihat lebih jelas.
"Jaehee... aku cuma-" Riku mencoba bicara, tapi suara Jaehee memotongnya dengan teriakan yang lebih lantang.
"Gue udah bilang gue nggak suka sama lo, kan?! Gue normal, Riku! NORMAL! Lo ngerti nggak?! Gue nggak bakal pernah suka sama lo!"
Riku berdiri terpaku, tubuhnya seakan tidak mampu bergerak. Ia menunduk, hatinya perih begitu mendengar kata-kata Jaehee yang begitu jelas menolaknya di depan semua orang. Napasnya terasa terhenti, sesak, dan hampir tak bisa keluar. Setiap tatapan orang di sekitarnya seperti duri yang menusuk, membuatnya semakin sulit untuk mengatasi rasa malu dan sakit yang menyelimuti hatinya.
Namun, senyum tipis muncul di wajahnya. Ia mendongak, menatap Jaehee yang masih berdiri di sana, tatapan mereka bertemu. Suaranya pelan, namun terdengar jelas di tengah keheningan yang tidak nyaman. "Iya, aku tau. aku yang paling tau itu."
Jaehee tetap diam, ekspresinya tidak berubah, hanya menatapnya dengan dingin.
-----
Penasaran? Kuy baca ajaa~~
Ga suka? Yaudah, skip aja~
But just a heads-up, this is an angst story. Prepare your heart, okay?
⚠️ Warning: Cerita ini murni pemikiranku. Bagi yang mau plagiarisme, hus husss sana jauh-jauh! ⚠️