Arcia, dia tengah menatap kekasihnya yang ada didepan mata nya ini dengan haru. Laki-laki yang berstatus sebagai teman masa putih abu-abunya yang sekarang berstatus sebagai suami nya ini membuat Cia terus saja merasa beruntung karena memiliki dia sebagai suami. Segala sesuatu yang ada disuaminya adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan kasih. Lengkap sudah kebahagiaan Cia ditambah dengan hadirnya buah hati mereka yang masih berusia 6 bulan ini. Sebelum tidur Cia menghayal jika saja dia dekat dengan laki-laki yang berstatus suami nya ini sejak masa SMA dulu, pasti lebih menyenangkan rasanya. Hingga saat dia terbangun, semuanya kembali terulang. Kisah masa putih abu-abunya kembali terulang. -LUCID DREAM- "Kamu pernah dengar Lucid Dream?" Arcia menggeleng. Kosa kata itu begitu asing ditelinga Arcia. Arcia memang tidak begitu pintar bahasa inggris hingga dia mampu menerjemahkannya secara langsung. Tapi selama hidupnya, baru kali ini dia mendengar kata itu. Lucid Dream. "Lucid Dream itu mengatur mimpi. Kamu bisa mengatur apapun yang kamu ingin mimpikan selagi kamu tidur" "Memang bisa?" "Bisa. Kamu hanya harus memikirkan apa yang kamu mau impikan. Kamu bisa menjadi apapun yang kamu mau dalam mimpi kamu. Makanya kamu harus sering mikirin aku biar kita selalu ketemu dimimpi. Seru kan? Udah ketemu didunia nyata, ketemu lagi dimimpi" Arcia hanya tersenyum tipis sembari menggeleng. Happy Reading:3All Rights Reserved