Rachel selalu memegang teguh keyakinan bahwa hidup adalah tentang menjadi yang teratas, yang terbaik, dan yang sempurna. Egois? Tentu saja! Sejak kecil, dia tumbuh di lingkungan yang sangat ketat mengenai pendidikan, karir, dan etika. Orang tuanya telah menetapkan jalur hidup Rachel bahkan sejak dia masih dalam kandungan. Setiap harinya diisi dengan belajar, bekerja, dan mengulang rutinitas tersebut tanpa henti.
Di bawah tekanan yang luar biasa, Rachel tetap berjuang keras. Dia selalu menempatkan dirinya di depan, mengorbankan waktu dan kebahagiaan pribadi demi mencapai kesempurnaan yang diharapkan oleh lingkungannya. Hingga akhirnya, momen yang dinantikan itu tiba. Hari dimana Rachel mencapai puncak dari semua kerja keras dan pengorbanannya. Namun, ironisnya, hari yang seharusnya menjadi puncak kebahagiaan justru berubah menjadi saat dimana dia harus kehilangan segalanya. Dalam sekejap, dunia yang selama ini dia kenal runtuh.
Dengan kehancuran itu, kehidupan baru Rachel pun dimulai. Dia terpaksa meninggalkan ego dan ambisinya yang selama ini menguasai hidupnya. Rachel mulai menyadari bahwa dunia ini tidak hanya tentang dirinya. Perjalanan baru ini penuh dengan pelajaran tentang cinta, kasih sayang, dan kehangatan manusia yang selama ini diabaikannya.
This circle of life has changed her, making her a rose. A beautiful rose, a powerful rose, but still, a rose is Ephemeral.
-StylodeQueen