Endless Love: Traces from 38 Years Ago
26 parts Ongoing Angin sore bertiup lembut, menggoyangkan dedaunan di halaman sekolah kecil di pinggiran kota. Matahari hampir tenggelam, meninggalkan semburat jingga di langit yang luas. Di sanalah, di bawah pohon rindang di sudut taman bermain, seorang anak laki-laki duduk sendirian, kakinya mengayun pelan di atas tanah berdebu. Wajahnya tampak tenang, tetapi matanya yang besar menyimpan kesedihan yang tak terucapkan.
"Kenapa sendirian?"
Suara itu datang dari seorang anak laki-laki lain yang berdiri tak jauh darinya. Rambutnya sedikit berantakan, seragamnya agak lusuh karena seharian bermain. Dia tampak lebih percaya diri, berbeda dengan bocah yang masih duduk termenung di bawah pohon.
Anak laki-laki yang pertama mengangkat kepalanya, menatap si penanya dengan mata penuh rasa ingin tahu.
"Aku suka di sini. Tenang," jawabnya singkat.
Anak yang baru datang itu tersenyum kecil, lalu tanpa ragu duduk di sampingnya. "Kalau begitu, aku juga di sini."
Tak ada kata-kata lain yang terucap di antara mereka, hanya angin yang membawa suara tawa teman-teman sekelas mereka yang masih bermain di kejauhan. Saat itu, keduanya belum tahu bahwa pertemuan sederhana ini adalah awal dari kisah panjang yang akan bertahan puluhan tahun.
Kisah yang akan membawa mereka melewati luka, kehilangan, kebahagiaan, dan akhirnya... cinta yang tak berkesudahan.
38 tahun yang lalu, semuanya dimulai di sini.