Sebagai perempuan, tentu menginginkan laki-laki yang baik untuk menjadi imam rumah tangga. Begitupun denganku. Impianku adalah menikah dengan seorang perwira tentara dan menjadi pendampingnya seumur hidup. Namun, takdir tak berpihak padaku. Mimpiku harus aku kubur dalam-dalam karena tak dapat restu dari orangtuaku. Meski demikian, aku tetap kekeuh ingin menjadi istri prajurit. Apapun risikonya. Lalu, takdirNya membawaku bertemu dengan dia. Laki-laki yang tak pernah aku harapkan menjadi suamiku. Bukan seorang prajurit yang memiliki seragam kebanggaan. Dia adalah Arfeen Rizwan Al-Kaff. Laki-laki yang tak lepas dengan zikir dan selawatnya. Meski bukan lelaki yang kuharapkan dalam semogaku, tapi dialah imam impianku.