Aku mengira diriku sudah menyerah akan hidup ini dan akan mengabaikan segala hal yang datang padaku. Tetapi ternyata aku salah, Ketika Tuhan memberiku kesempatan untuk memulai lembaran baru, aku kembali jatuh di lubang dan kesakitan yang sama. Walaupun begitu, 'kesakitan' ini berbeda. Dulu hatiku melambai dan disambut oleh tepukan hangat yang penuh dengan kebohongan dan kepalsuan. Dan menyebabkan lambaian tanganku memar dan penuh luka karena tepukan tangan yang sangat kuat. Tetapi kini, hatiku terus melambaikan tangan tanpa kenal lelah dan semakin bersemangat kian harinya ,walaupun tahu, Sang Empu yang dilambai tidak akan berbalik menepuk lambaiannya. Tetapi, hatiku kekeh melambaikan tangannya karena tahu, walaupun Sang Empu tidak membalasnya, dia tidak akan menyakitinya dan membuatnya memar.