Solstice
  • Reads 5,108
  • Votes 210
  • Parts 1
  • Reads 5,108
  • Votes 210
  • Parts 1
Complete, First published Feb 05, 2015
"Kenapa?"
Hinata tak bisa menatap lelaki itu dan mengatakan alasannya. Kebisuan yang seolah telah berkata-kata.

"Kenapa jika kita berbeda?"
Hinata seketika mendongak, mencoba menatap wajah rupawan Sasuke. Mencari-cari celah kesalahannya lewat ekspresi mata Sasuke. Ia hendak berbicara, mulutnya sudah terbuka, namun harus terkatup rapat lagi. Kata-kata haya akan membuat mereka saling mengharapkan. Ia hanya menggigit bibirnya kuat-kuat. Mengabaikan teriakan hatinya, dan membiarkan keheningan mengambil alih.

Sasuke mendekat, mengeliminasi jarak yang memang tidaklah jauh itu. Menatap ke dalam mata bulan milik seseorang yang mencuri perhatiannya. Yang membuat ia terpaksa mengimprint gadis ini, menandainya agar tak seorang pun mengambilnya. Tapi, takdir yang justru dengan angkuh memisahkan.
Ia merengkuh wajah porselen gadisnya. Menatap dengan tatapan mendamba yang tidak bisa ia ungkapkan. Seperti gelombang longitudinal yang kerapatannya selalu sama. Konstan, dan terprediksi, tapi tak kuasa me
All Rights Reserved
Sign up to add Solstice to your library and receive updates
or
#935sasuhina
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
[END] Where Should Dreams Rest?  cover
Be A Sultane In Another World cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
Choose Family  cover
After Graduation cover
attractive: yujimori cover
Destiny of Glory : The Beginning [END] cover
Peran Pengganti cover
Duke's Grip cover
Menjadi Karakter Cacad Di Dunia Lain Bersama Adik Malaikat Tak Berguna! [END] cover

[END] Where Should Dreams Rest?

45 parts Complete

[Fantasy, Mystery & Friendship] Di kota penyihir yang megah, sebuah ramalan kuno menyebutkan bahwa 'Bulan Akan Segera Jatuh', menandakan datangnya bencana besar. Kala, seorang penyihir kecil dari hutan, berangkat ke ibukota untuk mendaftar ke akademi sihir demi memenuhi amanat ibunya tanpa mengetahui ramalan yang mengintai kaum penyihir. Dalam masyarakat yang mengagungkan bangsawan dan meremehkan rakyat jelata, Kala merasa terasingkan. Tapi ketika ramalan mulai mempengaruhi hidup dan ancaman bencana semakin mendekat, strata itu tidak lagi berlaku. Kala dihadapkan pada pengorbanan besar untuk mematahkan nasib yang telah ditentukan. Jika tidak ada jalan keluar, di manakah mimpi-mimpinya akan beristirahat?