Astra pikir jika keluarganya lengkap bahagianya akan sempurna. Ternyata Astra salah, setelah Bunda menikah justru ia tak sebahagia yang dipikirkan. Bunda mulai berubah, Ayah tirinya yang terus membuat Astra menderita, dan juga Saudara tiri yang tidak pernah akur dengannya. Ayahnya? Astra tidak tahu ada dimana. Lantas, jika sudah seperti ini kemana Astra harus pulang? Jingga itu hobinya insecure sampai-sampai Sabian bingung harus berbuat apalagi agar tetangganya itu tak lagi insecure. Jingga sebenarnya orangnya asik, tapi dia kurang bisa bersosialisasi. Di luar keliatannya pendiem, tapi kalau udah kenal Jingga itu cerewet abis. Temannya bisa dihitung pakai jari, beda memang sama Astra. Kalimat andalan Jingga itu, "Bi, Ta, gimana ya caranya supaya kehadiran gue diingat terus? Rasanya ada ataupun ga ada gue sama aja." Anaknya selalu pengen jadi pusat perhatian walaupun caranya salah. Ibarat tokoh kartun, Jingga itu kayak Rapunzel yang terkurung di kastil dan berharap ada pangeran yang bisa membawa Jingga keluar dari sana. Jingga harap pangeran itu Astra.