Senja yang selalu indah ketika di pandang berubah menjadi senja penuh lara, "Laut, mungkin Cuma kamu yang peduli sama dia, tapi sejujurnya aku juga peduli," Ia terisak duduk bertekuk lutut dengan alas butiran pasir berwarna putih, tangisnya bak air terjun yang tidak pernah berhenti, hatinya kosong, perasaannya hampa, ada rasa sakit yang tidak bisa di jelaskan lewat kata, ada amarah yang sedari tadi menghujam dada, sedari tadi ia mencoba menahan sesak tapi nyatanya ia tidak pernah sanggup "Baru aja aku percaya kalau dunia itu sumber bahagia, tapi kenapa kamu hancurkan?," "Kalau semua ini terjadi karena aku terlalu mencintainya aku minta maaf, tapi kalau di lihat rasa cinta laut dengan rasa cintaku sama dia, itu lebih besar rasa cinta aku, jadi," Ia menahan tangisnya, dengan tatapan memandang laut "Jadi laut, aku begitu mencintai Arya, mungkin kamu boleh mengambil jiwanya, tapi aku mohon kembalikan raganya padaku supaya aku bisa mendekapnya dengan erat," kemudian ia menunduk sambil terisak sejadi jadinya.