Story cover for Titik Takdir  by Adawy29
Titik Takdir
  • WpView
    Reads 196
  • WpVote
    Votes 137
  • WpPart
    Parts 11
  • WpView
    Reads 196
  • WpVote
    Votes 137
  • WpPart
    Parts 11
Ongoing, First published Sep 18, 2022
"Eh, ada pembaca, apa kabarnya nih readers semua?, Semoga selalu dalam keadaan baik-baik saja ya" sapa Fiki yang diakhiri kekehan nya.

Zidan menggeleng melihat temannya jengah "Eh Fik, cerita kita udah sampe mana nih?" Tanya Zidan.

"Gak tau nih Zid, mereka cuma penasaran tapi gak baca-baca" jawab Fiki frustasi.

"Gapapa Fik, mungkin ada juga yang udah nyimpen di perpustakaan. Tapi ya belom sempet baca" ujar Zidan menenangkan.

"Eh, Zidan jangan lupa ingetin readers buat vote and koment ya!"

Zidan mengangguk tanda setuju "Apalagi kalo mau follow author kita yang kece" lanjut Zidan.

"Nah itu, bener tuh. Udah paling setuju kalo Fiki mah".

"Buat kalian yang mau ketemu kita berdua yang kece tapi tetep Sholeh, ayo dong buruan baca. Biar author kita juga seneng dan semangat buat update nya" ucap Fiki menggebu-gebu.

Zidanpun hanya mengangguk sambil tersenyum hangat. 

"Yaudah kita tunggu kalian ya, see you" 

"See you and i love you!" Lanjut Fiki mengakhiri.

"Gak usah genit ya Fik!" Sergah Zidan sambil menjewer telinga Fiki tanpa dosa.

"Aduuh, sakit Zidan . Maaf yaelah, siapa suruh yang bacanya cantik. Kan Fiki jadi terpesona" bantah Fiki tak terima karna telinganya kini sudah menjadi sasaran empuk Zidan.

"Astagfirullah Fiki!"
All Rights Reserved
Sign up to add Titik Takdir to your library and receive updates
or
#344santri
Content Guidelines
You may also like
Kawin Kontrak? [COMPLETED] by bilqiss_
23 parts Complete
[COMPLETED] "Jadi lelaki itu yang akan dijodohkan ibu denganku? Tega sekali, Ibu," gerutuku. Aku semakin membulatkan tekadku untuk menolak ini. Tanpa kusadari, ibu melihat ke arah jendela kamarku dan melihatku kesal. Beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu kamar diketuk. "Baby, buka pintu!" Pintanya tegas. Aku pun membukakan pintu. Lalu menelungkupkan badanku di atas kasur. Ibuku menarik kursi belajarku mendekat ke arahku dan memandangiku, lalu berkata pelan padaku. "Kau tahu sendiri kan kebiasaan di sini? Kau juga tahu asal usulmu? Kau paham betul, bagaimana ibumu ini bertahan? Semua karena ibumu ini sepakat dengan norma di sini. Mana mungkin kita bisa hidup cukup seperti ini kalau tidak mengikuti itu semua. Baby, kau tahu itu semua. Harusnya kaupun seperti ibumu ini, ikut arus itu." Melihatku tidak memandangnya, ibu terus mengatakan hal-hal yang sebenarnya kami berdua sama sama tahu. "Ibu menikah dengan bapakmu ketika seusiamu. Dengan itu, ibu bisa memiliki rumah ini dan seperangkat alat jahit. Ibu mampu membesarkanmu, menyekolahkanmu, memenuhi segala keinginanmu, dan tidak pernah menyusahkan orang lain. Kau memang tidak pernah bertemu bapakmu, tapi ibumu ini sudah bercerita tentangnya." "Kita hidup tanpa kekurangan. Bahkan bisa membantu sesama. Kita pun hidup bahagia. Mereka yang juga melakukan ini pun juga sama." "Menikah bukan sesuatu yang salah, Baby." Ibuku mengakhirinya dengan kalimat itu, lalu berdiri hendak keluar kamarku. "Tapi menjanda di usia muda bukan keinginanku, Bu." Balasku sebelum ibu keluar kamar. Ibuku berhenti sejenak, kemudian keluar dari kamarku. Happy reading~ Jangan lupa untuk: √ Vote √ Coment √ Kritik dan Saran Hargai author dengan vote, terimakasi💞
Zidan With Syakira  by wpbyslmaa274
17 parts Ongoing
بسم الله الرحمن الرحيم {Jangan lupa follow dulu gays sebelum baca🙏} Ada dua orang anak yang bersahabat dari kecil,bahkan dari bayi masih merah. orangtuanya pun akrab dan selalu menjadi pendukung persahabatan mereka,bahkan jarak rumah mereka pun hanya dua meter saking dekat nya. Kemana-mana mereka selalu bersama-sama, baik itu di sekolah, di rumah, di pengajian,di luar bahkan di tempat bermain. Gadis perempuan yang hidup di keluarga yang sederhana meskipun ayah nya seorang pekerja swasta sebagai buruh tetapi keluarga si gadis perempuan tidak luput dari rasa bersyukur, dan sementara anak laki-laki yang hidup serba punya karena seorang ayah nya yang memilki pekerjaan kantoran, namun mereka selalu saling melengkapi tidak memilah-milah dalam persahabatan. Saat sekolah paud dan MI atau SD persahabatan masih begitu utuh dan tetap bersama. namun saat mereka selesai acara pelepasan atau graduation masa Madrasah Ibtidaiyah,mereka harus terpaksa akan ada perpisahan yang benar-benar nyata. anak laki-laki yang akan di bawa ke daerah tinggal ayah nya dengan waktu yang begitu lama, sementara gadis perempuan itu yang sedih di tinggalkan oleh sahabat nya pergi jauh dari kampung halaman kelahirannya. Disaat mulai berpisah mereka pun menjalani kehidupan nya masing-masing, tetapi persahabatan nya masih di jaga dengan baik meskipun tidak lagi saling menyapa dengan tatapan empat mata. Saat mereka berpisah mereka ada seseorang yang mengagumi diri nya, namun mereka tidak ada satu yang berminat untuk pacaran dan tetap menunggu dan menjaga persahabatan. 15 tahun kemudian, mereka kembali bertemu dengan kondisi yang berbeda, dengan usia mereka yang sudah dewasa dan sudah memenuhi impiannya, dan juga perasaan mereka yang telah berbeda tidak seperti dulu lagi... penasaran kan dengan cerita nya yuk simak cerita nya.. Author minta maaf yah belum sempurna dalam segi penulisannya. ~Happy Reading ~
You may also like
Slide 1 of 10
Kawin Kontrak? [COMPLETED] cover
Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP) cover
Gus Alfathar (SUDAH TERBIT) cover
RAACA 'the power of takdir Allah ' cover
MY M3SUMM Boyfriend (COMPLETE)  cover
Zidan With Syakira  cover
Laskar Pemimpi || NCT Dream (on going) cover
Aurakham (Aurora & Arkham) [End] cover
Assalamualaikum Imamku cover
Astagfirullah, Sabrina! (TERBIT) cover

Kawin Kontrak? [COMPLETED]

23 parts Complete

[COMPLETED] "Jadi lelaki itu yang akan dijodohkan ibu denganku? Tega sekali, Ibu," gerutuku. Aku semakin membulatkan tekadku untuk menolak ini. Tanpa kusadari, ibu melihat ke arah jendela kamarku dan melihatku kesal. Beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu kamar diketuk. "Baby, buka pintu!" Pintanya tegas. Aku pun membukakan pintu. Lalu menelungkupkan badanku di atas kasur. Ibuku menarik kursi belajarku mendekat ke arahku dan memandangiku, lalu berkata pelan padaku. "Kau tahu sendiri kan kebiasaan di sini? Kau juga tahu asal usulmu? Kau paham betul, bagaimana ibumu ini bertahan? Semua karena ibumu ini sepakat dengan norma di sini. Mana mungkin kita bisa hidup cukup seperti ini kalau tidak mengikuti itu semua. Baby, kau tahu itu semua. Harusnya kaupun seperti ibumu ini, ikut arus itu." Melihatku tidak memandangnya, ibu terus mengatakan hal-hal yang sebenarnya kami berdua sama sama tahu. "Ibu menikah dengan bapakmu ketika seusiamu. Dengan itu, ibu bisa memiliki rumah ini dan seperangkat alat jahit. Ibu mampu membesarkanmu, menyekolahkanmu, memenuhi segala keinginanmu, dan tidak pernah menyusahkan orang lain. Kau memang tidak pernah bertemu bapakmu, tapi ibumu ini sudah bercerita tentangnya." "Kita hidup tanpa kekurangan. Bahkan bisa membantu sesama. Kita pun hidup bahagia. Mereka yang juga melakukan ini pun juga sama." "Menikah bukan sesuatu yang salah, Baby." Ibuku mengakhirinya dengan kalimat itu, lalu berdiri hendak keluar kamarku. "Tapi menjanda di usia muda bukan keinginanku, Bu." Balasku sebelum ibu keluar kamar. Ibuku berhenti sejenak, kemudian keluar dari kamarku. Happy reading~ Jangan lupa untuk: √ Vote √ Coment √ Kritik dan Saran Hargai author dengan vote, terimakasi💞