#GAK ADA PROFIL UNTUK CERITA INI. BIKININ DONG!!!! Untukmu yang pernah singgah kutuliskan sebuah kisah perjalanan dua anak manusia yang sama-sama menyukai mocca, dan senja. mereka saling mengisi, dan saling menguatkan satu sama lain. Meski badai menerjang mereka tidak pernah mundur dan saling melarikan diri. mereka akan selalu bersama sampai senja memancarkan jinganya yang menghiasi bumi. Mereka selalu menunggu senja, mengembang menyemburkan jingganya diatas gedung tua yang mereka anggap sebagai markas rahasia untuk membuang semua beban dan penatnya. Di Kala orang-orang berteduh dari hujan yang akan membuat pakaiannya basah, mereka berlari beriringan seakan mereka tidak peduli dengan hujan yang mengguyur tubuhnya. Mereka beranggapan, bahwa hujan hanya segumpal air dan bukanlah batu yang bisa menyakitinya. Mereka selalu bersama dan berbagi tawa. mereka bukan tipe orang yang suka mengungkapkan rasa dan karsa satu sama lain. dan mereka percaya bahwa dengan tatapan mata, mereka bisa tahu bahwa mereka sudah saling mencintai. Hahaha... Lucu yah, kalo di fikir-fikir hanya dengan lewat tatapan mata, mereka bisa tahu bahwa mereka sudah saling jatuh cinta. Sampai disatu waktu mereka mulai dihadapkan dengan kenyataan yang pahit, yang membuat salah satu dari mereka, memilih untuk mundur dan menjauh. Setelah mereka, berpisah, kini semua menjadi musnah. Hujan yang dulu mereka anggap tidak akan menyakitinya, kini malah mulai mengikiskan luka dihatinya. Kenangan demi kenangan bertebaran sepanjang jalan seperti dedaunan yang jatuh dihembus angin sepanjang trotoar. Dan kau tahu siapa dua anak manusia itu? Iyah, benar. aku dan kamu. Dan ini sebagian, kisahku yang kurangkai, sedemikian rupa, yang ku persembahkan hanya untukmu. From: Raditya Mahawira.All Rights Reserved
1 part