Pengarang: 1944 : Akhir Bab 73
Orang tua Chen Yeyun meninggal lebih awal, dan dia dan adik-adiknya bergantung pada orang lain, menyeret keluarga pamannya, dan menghadapi kesulitan menikah, baik untuk menjadi ibu tiri, atau untuk menemukan keluarga miskin untuk kelaparan bersama.
Dia memikirkannya, memikirkan kerabat bonekanya, komandan kompi Korps Pertanian Negara, yang tidak melihatnya selama bertahun-tahun, dan menghabiskan semua tabungan satu tiga puluh tiga sen untuk mengirim telegram ke Hao Shaodong, yang jauh di 628 State Farm, dengan total sepuluh Tiga kata: "Saya Chen Yeyun, apakah Anda bersedia menikah dengan saya?"
Hao Shaodong, yang selalu tertutup dan dalam, menerima telegram tepat setelah didesak oleh ibunya untuk menikah dengannya Pertama kali dia ditelegram untuk melamar pernikahan, dia diam. Setelah menikah, Hao Shaodong merasa bahwa Chen Yeyun sangat baik. Dia tidak menempel pada dirinya sendiri atau berbicara tentang dirinya sendiri. Pernikahan semacam ini lebih baik daripada seluruh pertanian.
Kemudian, dia melihat Chen Yeyun peduli dengan adik laki-laki dan perempuannya, hubungan tetangga yang harmonis, dan sibuk mempersiapkan pembangunan pusat kesehatan pertanian. Hao Shaodong: Tidak bisakah Anda memberi saya beberapa pemikiran? Chen Yeyun: Bukankah kita hanya puas dengan itu?
[Brothership, Familyship, & Bromance Area]
[Not BL!]
.
.
.
Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat melihat tubuh itu terbaring kaku di ranjang pesakitan setelah sebelumnya di tangani oleh dokter. Satu kalimat yang keluar menyentak begitu dalam relung hati mengingat semua duka yang tertoreh pada sosok lembut itu.
"Tuan muda telah tiada."
Begitu katanya.
Sangat singkat namun kalimat itu tidak pernah ingin mereka dengar. Tidak sekali pun dalam hidup mereka.
Jika saja kesempatan kedua itu ada, maka izinkan mereka untuk menebusnya. Memberikan kehidupan lebih baik padanya yang mengulas luka penyesalan paling dalam bahkan tanpa sebuah kata.
"Mendekat lah, papa ingin mendengar detak jantung mu."
"Jangan makan makanan tidak sehat! Bawa bekal saja dari rumah."
"Jika berani bergadang, aku akan tidur sembari memelukmu hingga pagi."
"Diam saja di sana, olahraga berat tidak baik untuk tubuh mu yang lemah."
"Kenapa kalian semua bertingkah aneh seperti aku orang tua berusia seratus tahun?"
.
.
.
Bunga Hyacinth melambangkan duka, penyesalan, kecemburuan dan iri hati. Dalam mitosnya Hyacinth tumbuh dari darah seorang pemuda yang sangat di sayangi oleh Apollo dan Zephyr, dan dia terbunuh karena rasa iri Zephyr pada kedekatan antara si pemuda dan Apollo. Tetapi di sisi lain, Hyacinth juga memiliki makna pengampunan atas kesalahan orang lain.