Terima kasih Tuhan, telah mempertemukan aku dengannya. Walau sudah berada di penghujung semester. Aku menyukaimu, walau bukan dengan cara menyampaikannya. Pertemuan pertama kau dan aku, yang langsung membuatku terpesona. Aku mengingatnya. Lalu pertemuan kedua. Merasa seperti mendapatkan kesan yang buruk darimu, karena telah menginjak sepatumu sampai 2 kali. Dan pertemuan ketiga. Tak sesuai harapanku. Tak ada percakapan yang terjalin antara kau dan aku. Harapan hilang seketika, lalu aku mulai memberanikan diri dan menurunkan egoku untuk bisa berbincang denganmu melalui direct message.