Baru saja aku terbangun dari buaian malam. Mataku membelalak memindai segala sisi. Hanya ada hitam, hitam, dan seberkas cahaya putih jauh di arah kiri ku. Ku coba untuk beranjak pergi, namun kaki ku serasa terikat benda kasar. Ia mengikatku erat, sampai gatal dan perih terus mengusik ku. Ku raih benda itu, namun, lagi-lagi tanganku terikat. Percuma aku memberontak, benda ini justru semakin erat. Degap jantung berirama bagai lonjakan energi yang tak karuan. Mataku perlahan meneteskan segenap air lirih. Tanda tanya terus menggebu di relung hatiku, sementara pikirku melesat menyusuri lorong mencari jalan keluar. Dimanakah aku?