Menjadi murid baru memang bukanlah perkara yang mudah. Kita harus bisa menjaga sikap dengan baik dan mampu menyesuaikan diri semaksimal mungkin untuk bertahan.
Sekolah diJakarta bukanlah impiannya sedari dulu. Ia hanya ingin bersekolah ditempat yang terjamin aman dari tawuran, kekerasan atau tindak kriminal semacamnya. Jakarta? Ini ibu kota negara. Sudah pasti penduduknya memiliki banyak latar belakang hidup yang berbeda-beda.
Terlahir dikeluarga yang berkecukupan, namun nyatanya ia sangat-sangat bahagia. Hidup dengan kedua orang tua yang lengkap dan seorang kakak perempuan membuatnya menjadi gadis yang baik.
Diumur yang ke-16 tahunnya, Bunda dan ayahnya sepakat pindah kejakarta. Yang semulanya, ia tinggal di Semarang dengan sangat bahagia bersama teman-temannya.
Namun, kini ia tak yakin akan mendapatkan teman yang serupa dengan teman-temannya yang dulu. Ia juga tidak mahir dalam bersosialisasi dengan orang-orang baru.
Tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak punya jalan takdir yang lain. Mau tidak mau ia harus menerima dengan suka hati. Membiarkan takdir kehidupannya mengalir seperti air.
Perkenalkan, dia Amelia Krassyia Syqea.
Gadis cantik berkulit putih.Anak terakhir dari dua bersaudara. Memiliki kakak perempuan berkepala dua yang sekarang tengah melanjutkan S2 di Amerika.
Amel sangat suka anak-anak. Dia saja merengek untuk dibuatkan adik yang banyak dari Bunda dan ayahnya. Agar saat merasa kesepian dia bisa bermain dengan mereka. Namun mereka tidak pernah membicarakan itu sama sekali. Membuat Amel geram dan balik merengek brutal pada kakaknya untuk segera menikah dan membuatkannya keponakan yang lucu-lucu.
Namun lagi-lagi, keinginannya tak dipenuhi. Kata bunda dan ayah,Adel-- selaku kakak satu-satunya harus fokus dulu menyelesaikan pendidikan sampai selesai. Amel sedih, sangat sedih bahkan.
Gadis berambut sepunggung itu hanya ingin membuat rumah ramai dengan tawa anak-anak, namun kenapa mereka tidak mengerti?