Pria itu sejak tadi terus terdiam dan terpaku pada seorang gadis dihadapannya. Tak terdengar satu katapun yang keluar dari bibir seksinya, sedangkan gadisnya sejak tadi terus berbicara lantang kepadanya. Mungkin mereka sedang bertengkar, mungkin masalah mereka sepenuhnya kesalahan pria itu. Bukan hanya aku, orang lain yang duduk disekitar merekapun menyaksikan kemarahan gadis itu. Pria itu tampan, tampan sekali. Tapi dia sedikit bodoh menurutku, dia terus diam dan tak menyela gadisnya. Setidaknya menarik gadis itu keluar dari coffee shop sebelum lebih banyak mata yang menyaksikan pertengkaran mereka. Tapi tidak dengan pria itu, dia tetap duduk dan mendengarkan ocehan gadisnya dengan seksama. Pria itu sepertinya pria yang bijak, dia mungkin berfikir bahwa wanita bukan untuk disakiti tapi untuk dihormati. "Kamu udah selesai marahnya? Nanti hilang lho cantiknya. Jangan marah lagi ya sayaang. semuanya salah paham. Dari awal aku pilih kamu dan sampai hari inipun aku pilih kamu..."