𝐁𝐄𝐓𝐖𝐄𝐄𝐍 𝐔𝐒
  • Reads 1,134
  • Votes 153
  • Parts 11
  • Reads 1,134
  • Votes 153
  • Parts 11
Ongoing, First published Oct 03, 2022
[Anthony Edward Stark]


BAHASA INDONESIA 


Bagaimana jika, seorang pemimpin perusahaan terbesar di New York jatuh cinta pada seorang gadis penulis buku?

sedikit aneh, tapi menarik untuk di baca.

Pertemuan Tony dan Alice tanpa sengaja membawa mereka ke dalam hubungan aneh yang sangat tidak jelas. Walaupun begitu, Tony punya banyak cara agar Alice mau membuka hatinya untuknya, kadang dengan cara aneh tapi itulah yang membuat Tony berbeda di mata Alice.
All Rights Reserved
Sign up to add 𝐁𝐄𝐓𝐖𝐄𝐄𝐍 𝐔𝐒 to your library and receive updates
or
#138tony
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Rafa [EndπŸ’—] cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover
BABY CHANIE cover
antagonis wife [TERBIT] cover
The Best Of Miracle cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.