Bagi Tsabina Mahyra, dunia itu tak akan pernah menunggunya untuk berkembang. Maka dari itu, setelah kematian ayahnya, ia berusaha melupakan kesedihan dan menggantikan peran sang kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama Ibunya. Sejak kecil, ia mendapatkan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya, tapi sama sekali tak membuatnya menjadi manja. Orang-orang di sekitarnya pun menganggap bahwa ia adalah pribadi yang menyenangkan dan kerap kali menjadi sandaran bagi beberapa orang. Hingga suatu hari, sebuah tragedi menyebabkan hidupnya berubah, membuat dirinya merasa tidak pantas untuk hidup.