"Betul, Mas! Di situ! Aku suka! Terusss! Kamu benar-benar beda dengan suamiku Mas! Kamu hebat!"
Suara itu memanjakan telingaku, dan membuatku merasa jadi lelaki jantan.
Bangga rasanya bisa menyenangkan pasangan orang lain dan dibanggakan ketimbang pasangan sahnya.
"Mas ....!" pekik Arina.
Wanita yang meski sudah jadi ibu-ibu, tubuhnya tetap ramping seperti para gadis.
Tubuhnya menegang setelah kami bermain cukup lama.
Suara merdu Arina memecah kesunyian kamar hotel yang kami tempati, setelah hanya ada suara r*NT*Han dan d*sah*n memenuhi ruangan. Seakan-akan dunia ini hanya milik kami berdua.
Kupercepat gerakan menyusulnya, karena tak ingin ia merasa ngilu terlalu lama dan menahannya demi agar aku juga bisa mencapai puncak. Yah, aku harus membuat wanita cantik ini terus merasa nyaman, agar ia betah berada di sisiku dan melupakan suaminya.