Olin memejam, sulit menelan salivanya saat Brandon menindihnya saat ini. Menikmati sentuhan demi sentuhan yang Brandon lakukan. Rasanya masih sama seperti dulu. Meski sudah biasa, tetapi mampu membuat Olin berdebar tidak menentu. Sakit, tapi Olin merindukannya, dan Olin saat ini sadar, bukan Dimitria, lelaki yang meninggalkannya dihari pernikahannya.-yang dia ingini selamanya ada dalam hidupnya. Namun, Brandon yang malam ini sedang menggodanya habis-habisan, hingga berakhir di ranjangnya yang besar, mewah serta hangat. Lelaki itu sangat tahu bagaimana membangkitkan gairah, mengatur suasana kamar ini menjadi temaram.
"Apa yang kamu inginkan saat ini, Lin?" tanya Brandon saat siap menyatukan diri dengan Olin. Suaranya serak, tidak dapat menahan lagi nafsunya.
Wanita itu polos, tubuhnya, tatapannya juga perasaannya untuk Brandon. "Kamu."
Sesaat Brandon seperti salah dengar, atau memang Olin yang hanya meracau?
Bukannya dahulu, Olin mati-matian ingin berpisah dengan Brandon?
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.