"Hidup aku berwarna jika ada kamu..
Aku mohon, jangan pergi ya??"
Aku melihat sekilas wajahnya yang sendu menatap ku seperti bayi memohon meminta dibelikan mainan.
"Gua harus pergi sek... EHH?!"
serangan yang sangat tiba tiba, aku terkejut saat ia langsung memelukku erat sembari menangis sesenggukan yang semakin menjadi jadi.
"Hah.."
Biarlah dia menangis dulu sepuas puasnya dipelukanku, karena usaha yang sia sia juga melepaskan pelukan dari nya.
Beberapa detik terjadi keheningan dan tiba tiba pria yang memelukku ini berbicara dengan suara serak nya di telinga ku.
"Jangan pergi, kalau Lo ingin menghilang bawa gua juga. Tetapi kalo lo pergi tanpa bawa gua, terpaksa gua buat lo menghilang bersama gua terlebih dahulu"
"...."
Nita hanya ingin hidup bahagia selepas dari masalah percintaan nya 3 tahun silam. Dia hanya memperkirakan bahwa jika ia tak berjumpa dengan mantan nya itu, Nita akan berhasil melupakannya.
Nita dibantu oleh rekan kerjanya untuk membantu melupakan mantan nya dengan memberi dukungan setiap waktu.
Namun, mengapa akhir akhir ini Nita merasa perlakuan temannya ini berbeda?? Nita mencoba menggambarkan situasi saat ini namun tak berani bertanya pada pihak temannya. Kalau salah kan malu sendiri, pikir Nita saat itu.
Namun, sifat itu semakin di tunjukkan oleh teman Nita saat pertemuan perdana Nita dan mantannya setelah 3 tahun berlalu.
Nita tak tau dengan perasaan nya. Dibilang ingin kembali ke mantan nya Nita juga tak mau, lalu juga di sisi lain temannya ini seperti tak mau kehilangan Nita. Diibaratkan melepaskan di luar, menjerat di dalam.
#cerita ini tak berkaitan sama sekali dengan kehidupan seseorang, ini asli dari imajinasi author.
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏