13 Partes Continúa Aku, sekarat
Angin berhembus kencang, menembus kulitku yang malang,suara suara yang mencekam kembali terekam dalam ingatan, senyuman yang pernah ku tunjukan kembali sirna di telan pahitnya kehidupan
Aku sekarat, jiwaku tersesat di dalam gendangan air hujan, nafasku tercekat dengan air mata yang ikut terjerat
Aku sekarat, jiwaku hilang di hembus angin yang menggusur ku untuk kembali ke jalan kehidupan
Aku sekarat, tolong, tolong jiwaku yang terkubur di selam ingat, begitu pula dengan hati ku yang ikut terikat
Aku, sudah Sekarat
__________++++++________++++_______++++++_______+++++________+++++_______+++++++
kehidupan memang begitu menyedihkan, berjalan lemah, berlari tak mampu, tersungkur di arah yang buntu, tidak ada celah celah kehidupan yang memancarkan kebahagiaan, hanya gulita yang mampu membuat tubuh ketakutan, bait bait indah tertulis dalam buku tanpa bab, semua rangkaian menyedihkan selalu bermunculan menghadirkan potongan potongan indah yang menyakitkan, ia tertawa, tawanya begitu menyedihkan dengan air mata yang meluncur deras dari kelopak matanya.
"Kamu jangan nyerah ya, ayo berjuang, kalo kamu jatuh, ada ku yang akan kembali membuat mu tumbuh"
Sibuk memberikan perhatian tanpa memikirkan keadaan, dia terlalu buta, melihat sepucuk luka yang orang lain rasakan tanpa melihat kepuncak luka yang ia rasakan
"Kalo aku selalu menyelamatkan mereka, terus, siapa yang mau menyelamatkan diri yang terlalu terkurung dengan luka?" Ucap nya lirih
"Aku menghabiskan hidupku untuk mengatakan pada semua orang untuk jangan menyerah, sedangkan aku disini kebingungan bagaimana caranya untuk bertahan"
~Alana Sky Adeline.