"Zi, kita mau ke mana?" tanya Ilen, "lo mau bawa gue ke mana lagi?" "Masuk." "Nggak." Zian sudah berada di sisi pintu kemudi, pergerakannya terhenti. "Masuk, Ilen." "Gue bisa lari dari sini." - Ilen hampir memberikan segalanya pada Zian. Ilen terlalu percaya, hingga hanya dirinya yang menjadi berantakan. Ilen menyadari bagaimana Zian menerima, pula Zian yang memaksa. Kegelapan yang tak ingin Ilen kenal. Saat Ilen hanya ingin bertahan dengan rasa sakitnya, tetapi Zian membawanya entah ke mana. Kemudian, entah dapat kembali pulang, entah Ilen menemukan sesuatu yang tak pernah datang. Karena bagi Zian, Ilen sudah bukan permainan. - story by salris_xanisa cover by cistyart ⚠️ : 17+, harsh words, swear words, rough fight, intimate skin contact, kissing, etc. Copyright © 2022 salrisxanisa
63 parts