Semua orang pasti menyadari bahwa ditinggal atau meninggalkan adalah sesuatu yang lumrah dalam kehidupan. Semua orang jelas akan pergi, entah karena rasa bosan, atau justru kematian. Pilihannya hanya 3, tinggal, ditinggal, atau justru meninggal. "Lo liat daun maple yang berjatuhan itu kan? mereka gugur, rela pergi tanpa rasa benci. Mereka menyimpan kepercayaan kepada pucuk dedaunan baru yang tumbuh menggantikan posisinya, dia percaya bahwa tunas baru itu mampu mengemban tugasnya dengan baik. Lo paham kan maksud gue?" tanya sang gadis pada lelaki di sampingnya. "Paham, Lo lagi analogiin diri lo pake daun itu kan? Lo percaya kalo lo bisa gantiin daun yang udah gugur itu." balas sang lelaki. "Bukan, ini bukan soal gue, Ra." "Lah, terus?"bingungnya. "Semua yang pergi pasti akan berganti, Ra. Sesuatu yang berlalu akan diganti dengan yang lebih baru, mungkin gak akan jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi kenapa kita harus terus meratapi daun kering yang sudah seharusnya mati, daripada berusaha meneruskan hidup dengan daun baru yang bisa menghidupi?" tegas perempuan berambut sebahu itu. Ketika seseorang ingin kembali sembuh, adakalanya ia tak melulu mengorek luka lama, terus-menerus menengoknya, bukannya kering dibawa masa, yang ada malah terus basah diambang luka. Berdamai dengan takdir bukan sesuatu yang mudah, tapi lewat narasi yang saya ketik disini, mari sama-sama berdamai, menerima sesuatu yang memang seharusnya sudah, saya tau susah, tapi ini hanya tidak mudah, bukan tidak mungkin kan? __________________ start 20/10/22 • murni pemikiran author • all pictures from pinterest • apabila ada kesamaan latar atau tokoh, itu murni ketidaksengajaan, biar di tegur dengan baik-baik yaa. • update sesuai mood happy reading guys, hope you like this work. - Earth.All Rights Reserved
1 part