Sebagai si paling mengejar nilai, jatuh cinta tidak ada dalam daftar hal yang Zinnia inginkan di masa SMA. Tapi, tepat ketika manik matanya menemukan Alvaro, hatinya berdesir. Zinnia tahu ia menyukai murid baru itu, sejak pandangan pertama. Berbeda dengan dirinya yang flat dan introvert, Alvaro tampak ceria, pandai bergaul, dan sedikit nakal. Alvaro itu ... wajahnya seolah disetting untuk selalu menampilkan senyum secerah matahari pagi. Tipikal yang selalu memeriahkan suasana. Tak tahu apa yang mesti dilakukan terhadap perasaannya, Zinnia memilih menjadikan stoples bekas permen untuk menampung rajutan cerita tentang keseharian Alvaro. Tak sekadar kisah remeh, lebih dari itu, Alvaro selalu penuh kejutan. Yang paling tak terduga adalah suatu momen ketika Zinnia menyadari bahwa hari-hari Alvaro tidak pernah secerah senyumnya. Ada mendung bersarang di atas kepalanya, yang kapanpun siap menyalakkan petir, pun mengguyur dunianya dengan hujan. Lantas, kisah apa saja yang akan memenuhi stoples cinta tersebut? Akankah pada akhirnya Alvaro menyadari perasaannya? Atau justru Zinnia dibawa untuk lebih banyak menguak rahasia-rahasia Alvaro?
20 parts