Tentang mereka, tujuh luka yang berusaha mencari cahaya kebahagiaannya di tengah gelapnya harapan.
Hadirnya orang tua mereka bukan lagi untuk mencium kening atau sekedar mengucapkan segala kata-kata kasih sayang serta penyemangatnya. Keduanya hadir hanya untuk melukis lara tanpa mau mengobatinya, membiarkannya begitu saja dan berfikir semua akan membaik dengan sendirinya. Namun kenyataannya, luka lama hingga luka baru yang berulang kali mereka torehkan justru menciptakan ribuan luka permanen.
"Nyesel saya pernah ngelahirin kalian!"
Seolah kurang akan rasa sakit, Tuhan bahkan memberikan luka lain lewat ikatan persahabatan yang terjalin dan terbangun begitu lama. Dendam yang terpendam lama bagai gunung lava yang menahan erupsinya, hingga akhirnya meletup dan menghancurkan segalanya. Ikatan persahabatan, persaudaraan, kekeluargaan, kepercayaan, segalanya!
"KETUA YANG PESEN KE GUE!! JANGAN BIARIN STROGER PECAH APAPUN DAN BAGAIMANAPUN KONDISINYA!"
________________________________________
⚠⚠⚠
ALUR CERITA MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR!
VOTE KOMENNYA KENCENGIN WALAU UDAH END YYAWW~
Aldrich Rifki Adnandi, lelaki yang hidup dengan beribu kesengsaraan, didampingi keenam kakak laki-laki yang enggan menganggap ada dirinya. Ia selalu bertanya, di manakah letak kesalahannya karena lahir dan hidup di dunia yang penuh dengan pegkhianatan.
Apakah pantas dirinya menjalani hari hari gelap yang selalu menghantuinya dan memberi beribu ketakutan padanya? Apakah ia bisa meluluhkan keenam kakaknya untuk memberi sedikit perhatian mereka padanya? Ia mampu? Atau memilih menyerah?
"Jika sulit menerima hadirnya aku, setidaknya, berikan aku ruang untuk merasakan rasa tenang dan kasih sayang, Abang."