Pertama kali bertemu Elard, aku masih berusia 8 tahun. Masih bocah, tetapi dengan lantangnya aku berkata pada ayah, kalau ingin menikah dengan lelaki itu.
Bertahun-tahun berlalu, aku kembali bertemu Elard. Umurku sudah 28, bukan bocah lagi, tetapi Elard masih sama saja. Pria itu masih menganggapku anak kecil.
Beruntung untukku, ayahku dan ibunya Elard merencanakan perjodohan. Tentu tak akan kutolak. Walau aku tahu Elard tak punya perasaan apa-apa padaku, pun dia sudah punya kekasih.
Tak apalah hanya diakui kekasih olehnya di depan orangtua kami. Tak apa juga kalau aku harus menjadi orang ketiga di hubungannya dengan pacarnya yang muda itu. Toh, ini hanya tiga bulan.
Masalahnya, tiga bulan ternyata cukup untuk membuat sadar kalau aku ternyata masih menyukai si Om itu.
Lalu, bagaimana ini?
"Aku mau lakuin itu sama kamu, Pak."
Cerita tentang Pita mengeksplor banyak hal baru dalam hidup ketika Airlangga menawarkan sebuah kamar di apartemen pribadinya.
Pita hanya seorang gadis 22 tahun yang masih belum menemukan arah untuk masa depannya. Hidupnya selama ini hanya berputar pada keluarganya. Namun, transisi menjadi dewasa menyadarkannya bahwa banyak hal besar yang belum pernah ia ketahui. Sampai takdir mempertemukannya dengan Airlangga, dan dengan kesadaran penuh menginginkan sesuatu yang selama ini menjadi larangan untuknya.
Airlangga hanya pria yang hampir mencapai kepala 4 di masa hidupnya. Fokusnya hanya pada pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaannya. Tidak pernah sekali terbesit untuk mengalihkan perhatiannya pada hal lain, apalagi seorang perempuan. Namun, semua berubah ketika secara impulsif dia menawarkan sebuah kamar untuk tempat bernaung Pita. Terlebih Pita seperti epitome dari kemurnian yang sulit untuk ditolak.
Mature and adult theme
Age gap
Office romance
Sex scene
18+ 21+