"Asal kamu tau, aku nggak pernah bener-bener bahagia! Aku nggak bisa dapetin kebahagiaan aku dari keluargaku, dan sekarang aku makin tersiksa karena harus nikah sama Kamu!" Haidar berteriak tepat dihadapan Nahla. Hari itu bagai mimpi buruk untuk keduanya. Hari dimana akhirnya mereka benar-benar menyerah dengan pernikahan mereka yang baru seumur jagung. Nahla terkekeh, bukannya takut ia justru menatap kedua manik mata Haidar, "Kamu pikir cuma kamu yang tersiksa sama pernikahan ini? Aku juga kok, kalo bukan karena kelakuan ayah kamu, kita nggak akan nikah. Jadi, nggak usah ngerasa jadi korban kalo sebenernya aku yang korban." Nahla membalikan badan, berniat pergi tapi sebelumnya dengan tegas ia katakan, "Kalau ingin mentalakku, silahkan. Tapi, tidak sedikitpun aku mau rujuk sama kamu ketika talak itu dijatuhkan." Haidar hanya bisa melihat kepergian Nahla, satu-satunya yang ia sadari sebelum semuanya gelap adalah suara tangis Nahla yang perlahan menghilang.All Rights Reserved
1 part