Si Ambis Primadona [Jayhoon]
  • Reads 304
  • Votes 36
  • Parts 3
  • Reads 304
  • Votes 36
  • Parts 3
Ongoing, First published Oct 28, 2022
Jordan pertama kali ketemu Satya udah nembak, eh malah diterima. Tapi Jordan ini gatau sifat Satya yang terlalu Ambis, selalu ngikutin lomba-lomba sampai gak punya waktu sama sekali untuk Jordan. dan Satya itu primadona sekolah, karena terkenal Ambis yang selalu ngikutin lomba dan selalu menang.





-Jayhoon





Start : 28 Oktober 2022
End   : -


𝗻𝗼𝘁 𝗳𝗼𝗿 𝗵𝗼𝗺𝗼𝗽𝗵𝗼𝗯𝗶𝗰!! 
𝗴𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝘁 𝗽𝗮𝘂𝘁𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗱𝘂𝗻𝗶𝗮 𝗻𝘆𝗮𝘁𝗮!!
𝘂𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗸𝗮𝗹𝗼 𝗮𝗱𝗮 𝘄𝗮𝗸𝘁𝘂 𝗹𝘂𝗮𝗻𝗴!!


𝗝𝗜𝗞𝗔 𝗔𝗗𝗔 𝗞𝗘𝗠𝗜𝗥𝗜𝗣𝗔𝗡 𝗗𝗜 𝗖𝗘𝗥𝗜𝗧𝗔 𝗜𝗡𝗜, 𝗠𝗨𝗡𝗚𝗞𝗜𝗡 𝗜𝗧𝗨 𝗔𝗗𝗔𝗟𝗔𝗛 𝗞𝗘𝗧𝗜𝗗𝗔𝗞𝗦𝗘𝗡𝗚𝗔𝗝𝗔𝗔𝗡, 𝗞𝗔𝗥𝗘𝗡𝗔 𝗜𝗡𝗜 𝗠𝗨𝗥𝗡𝗜 𝗗𝗔𝗥𝗜 𝗣𝗜𝗞𝗜𝗥𝗔𝗡 𝗦𝗔𝗬𝗔. 
𝗧𝗘𝗥𝗜𝗠𝗔 𝗞𝗔𝗦𝗜𝗛.
All Rights Reserved
Sign up to add Si Ambis Primadona [Jayhoon] to your library and receive updates
or
#237jakehoon
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Selena (Wanita Panggilan) cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
He Fell First and She Never Fell? cover
BABY CHANIE cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
antagonis wife [PO] cover
The Best Of Miracle cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.