Arsya merupakan anak asisten rumah tangga dari keluarga Lidya. Saat Arsya berusia 11 tahun, ibunya meninggal.
Lidya sudah berjanji bahwa dia akan menjaga Arsya. Namun, kedua anak Lidya-Kevin dan Clara membenci Arsya, karena menganggap Arsya merebut kasih sayang ibu mereka.
Saat Arsya dewasa dan cukup matang, ia menikahi Lidya.
Kedua anak Lidya-tak terima dan menentang keras keputusan sang ibu. Kakak dan adik itu semakin membenci Arsya. Keduanya selalu berusaha menyingkirkannya dari rumah.
Namun, karena suatu kejadian, kebencian Clara terhadap Arsya, perlahan malah berubah menjadi cinta.
________________________
Kevin teriak, "Mama yang keterlaluan! Ma! Orang nggak tahu diri itu lebih muda dari aku, Ma! Apa Mama nggak malu? Selain karena anak pembantu, orang nggak tahu diri ini masih sangat muda, Ma! Beda jauh umurnya sama Mama. Tolong, Ma! Tolong! Sadar! Kalian itu beda jauh umurnya! Nggak pantes. Ini gila, Ma!"
Lidya menahan oksigen di dalam tubuh untuk sekian detik. "Memangnya kenapa kami harus malu? Kami bukan pencuri, bukan penjahat, bukan koruptor. Apa ada larangan dalam hukum negara dan agama untuk menikah dengan orang yang berbeda jauh umurnya?
"Menikah dengan seorang yang jauh berbeda umur, bukanlah hal yang memalukan, atau pun terlarang, asal keduanya sudah saling dewasa. Arsya sudah dua puluh tahun, sudah dewasa, dan pikirannya juga dewasa," jelas Lidya. Tangannya menunjuk Clara dan Kevin. "Tidak seperti kalian berdua, umur sudah dewasa, tapi tidak pernah berpikir dewasa."
Kevin memutar badan, meremas kerah Arsya yang masih duduk, dan memaksanya berdiri. "Lo, dasar anak dari perempuan murahan! Makanya lo bahkan nggak tahu ayah lo itu siapa!"
_________________
Cinta mulai tumbuh, ketika sudah terlarang.
_________________
Original story by Haneaz.
Dilarang plagiat.
Mew sangat tau, komitmen itu merepotkan. Selalu seperti itu yang ada di fikirannya.
.
Kakaknya gagal dalam pernikahan. Dan ia juga melihat keluarganya hanya sebuah formalitas.
.
Cinta keluarga ini sudah lama ia lupakan. Sejak ia lulus SMA. Terakhir kali ia benar-benar merasakan keluarganya menyayanginya. Sebelum semua hancur hanya karna kesalahpahaman konyol yang melibatkan orang tuanya. Perang dingin itu terjadi. Orangtuanya cerai lalu pisah rumah. Itulah hal konyol yang selalu ingin ia tertawa. Ia tau orangtuanya masih saling mencintai, tapi harga diri mereka adalah harga mutlak. Ibunya tak mau minta maaf sebab menuduh. Dan ayahnya merasa tersakiti karna tuduhan itu.
.
Sampai akhirnya ia memilih pergi. Tinggal di luar negeri. Pindah tempat kuliah saat semester 3. Perduli setan dengan perusahaan ayahnya yang akan jadi miliknya nanti. Masih ada kakaknya di sana. Ia ingin tenang. Hidup tanpa perdebatan konyol orangtuanya.
.
Dan lucunya di London, ia bertemu manusia manja, ribet, dan....sangat merepotkan. Ini karena ia di titipi bocah, oleh teman kampusnya. Mereka sahabatan, jadi mew tak bisa menolak. Lagipula apa susahnya menjaga bocah berumur 17tahun. Dan ini adik sahabatnya. Itulah awal pemikiran mew. Tapi baru 1minggu bersama dia, mew sudah kerepotan. Dan ia harus menjaganya 5minggu lagi.
.
Bertahankah mew dengan sikap adik dari sahabanya.?
.
Atau justru memprotes sahabatnya.?