Izinkan saya sedikit bercerita, berbagi rasa agar sejarah antara kita tak sirna. Aku tak mau kita saling lupa hanya karena kita adalah sebuah ketidak sengajaan yang dipertemukan oleh waktu. Saling sapa adalah awal kita untuk bercengkrama dan sungkan adalah kata yang tepat untuk pembukaan percakapan kita. Waktu bergulir, perasaan kini tumbuh dengan cepat, aku yang menyuka, kau yang ku suka dan dia yang kau pinta. Cinta yang dulu kubangun kini terkikis kecewa, hingga yang tersisa hanyalah kecewa yang membara dan merana di jiwa dan kehampaan yang kurasa. Untuk mengingat semua yang pernah ada diantara kita, melukiskan apa yang pernah kita rasa, membuka album yang banyak luka didada, teramat butuh hati yang tegar untuk mengingatnya. Rasa cintaku yang kau dusta, telah berhasil torehkan merana dijiwa, kau gores luka dalam dada. Hingga dibalik kecewaku yang membabi buta masih tersimpan banyak cinta yang nyata, dibalik marahku karena terluka masih ada harap untuk Bersama. Dulu kau pernah berjanji hingga kita sepakati, namun kini kau pergi bersama janji yang telah kau dustai. Mungkin dulu aku terlalu percaya padamu, hingga akhirnya rasa kecewa menghampiriku dan inilah rasa kecewaku yang teramat besar teruntuk wanita yang paling kucintai dimasa silam.