"Kenapa?" Perempuan dua puluh lima tahun itu bertanya sebelum sampai suaminya berlalu di ambang pintu. "Kalau emang nggak ada rasa, kenapa masih harus melakukannya?" Lelaki bertubuh atletis itu berbalik dengan tatapan tajam yang sama. "Pria lebih banyak menggunakan logika dibanding hatinya. Cuma orang munafik yang menyinyiakan kesempatan, hanya karena alasan nggak cinta!" Malam pengantin tak pernah seindah yang Melody bayangkan. Pengalaman pertama yang seharusnya berkesan justru terasa menyakitkan saat dia berakhir di atas pembaringan sebagai pelampiasan lelaki yang tadi siang bersanding dengannya di pelaminan. Sebab, meski raga lelaki itu sepenuhnya milik dia, hati dan jiwanya tetap milik wanita lain.