"Mungkin kita akan memiliki kehidupan masing-masing nantinya. Tapi kita akan selalu bersama, karena kita adalah keluarga. Bersama di sini bukan berarti kita berada dalam jarak yang berdekatan, tapi bagaimana kita selalu ada disaat salah satu dari kita sedang mengalami kesulitan, walaupun dengan jarak yang berbeda-beda" - Mahen -
"Ya, intinya tidak lupa diri ya guys. A mahen itu emang bahasanya suka berbelit, padahal tinggal bilang aja jangan lupa diri" - Bintang -
"Tang, ingus gue udah turun. Bisa-bisanya lo merusak suasana mengharu biru ini! Bwabi lo emang!" - Ghandi -
"Mau mukul bintang, boleh tidak teman-teman?" - Tama -
":)" - Al -
"Tapi kan bener juga yang dibilang a bintang. Intinya, jangan lupa diri. Sesimple itu, kenapa harus dibikin ribet dengan kalimat-kalimat yang belum tentu daffa mengerti" - Dhanan -
"Gue gak sehodob itu ya nan" - Daffa -
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-