Update Di Usahakan Setiap Hari
"Aku telah menandaimu dengan segel penguras chakra sejak kita mulai bertarung, kau tidak lagi mengancamku, rubah." Orochimaru mendesis dingin. Kyubi menggeram mengancam, tapi tetap tidak menyerang. Tsunade menyadari bahwa napasnya sangat terengah-engah.
"Dimana Uchiha Madara?" Orochimaru menuntut. Rubah itu menggeram lagi, tapi Orochimaru tidak bergeming. Tsunade, Jiraiya, dan Hiruzen hanya menyaksikan Orochimaru menatap binatang itu sampai akhirnya, secara mengejutkan, ia menundukkan kepalanya yang besar. Ketika berbicara, suaranya dalam dan serak.
"Orang yang mengendalikanku bukanlah Madara." Si rubah menggeram.
"Seperti yang kupikirkan," jawab Orochimaru.
"Ya ampun, Kyubi benar-benar bisa bicara. Kupikir itu hanya mitos." Jiraiya berkata sambil tertawa. Tsunade memutar matanya meskipun dia juga terkejut bahwa binatang itu berbicara. Dan ia tahu bahwa pengontrolnya bukanlah Madara. Tapi kemudian, siapa lagi yang memiliki kekuatan seperti itu?
"Kyubi no Kitsune," kata Orochimaru keras, membuat semua orang memperhatikannya. Rubah sedikit memiringkan kepalanya dan mendekat. Saat ini Orochimaru dengan mudah berada dalam jarak menggigit, tetapi tidak menunjukkan rasa takut atau bahkan tanda-tanda tidak nyaman. Seolah-olah Orochimaru sedang berdiri berhadapan dengan orang biasa.
"Apakah Anda bersedia membuat kesepakatan?" tanya Orochimaru. Tsunade tidak tahu apakah makhluk itu tertawa, kesakitan, atau menggeram karena suara yang dihasilkannya sepertinya merupakan campuran dari ketiganya.
"Apa? Orochimaru apa kau gila?" Dia membentak, meskipun Orochimaru mengabaikannya.
"Apa yang bisa ditawarkan manusia padaku? Aku bisa menghancurkan desamu semudah kamu menghancurkan serangga." Rubah menjawab dengan arogan. Orochimaru tidak mengatakan apa-apa, tapi dia tahu rubah itu benar. Bahkan sekarang, kelelahan dan tertutup segel penguras chakra, Kyubi masih bisa dengan mudah menghancurkan desa jika mau.
Karir dan buah hati yang sama-sama penting untuk seorang wanita bernama Shani. Ketika anaknya beranjak dewasa, Shani dihadapkan dengan pilihan sulit.
"Dunia bunda itu karir bunda atau aku?!"
Gadis yang bernama Christy-anak semata wayang Shani dan suaminya itu mulai paham bagaimana kasih sayang seorang ibu yang sesungguhnya.
"Bunda ga bisa lepasin gitu aja pekerjaan bunda. Semua ini butuh perjuangan untuk bunda dapatkan sayang"
Bagaimana kehidupan mereka jika terus berdebat dengan hal yang itu-itu saja? Apakah Shani akan berubah demi anaknya? Atau justru Christy yang mengalah untuk menerima bundanya yang super sibuk?