Jika semesta mengatur sebuah pertemuan. Maka, bersiap dengan perpisahan itu di perlukan. Begitulah pandangan seorang Aruna Anastasia. Karena menurutnya hidup hanya perihal menyambut dan mengikhlaskan. Setelah, perpisahan satu tahun yang lalu Aruna tidak benar-benar mengerti apa arti dari pertemuan itu sendiri kecuali hanya untuk menyambut perpisahan. Sebelum, Seorang Milan Balvero datang. Cowok yang awalnya menjadi teman dekat karena mereka sempat di hukum barengan. Lalu tiba-tiba datang kembali dengan satu tangkai bunga yang ia ambil dari taman kampus lantas berkata. "Na, sesuatu yang belum di mulai tidak akan pernah bisa berjalan. Mungkin bisa, tapi untuk sampai pada tujuan di perlukan perencanaan, dan sebaik apapun rencana gak akan pernah terjadi jika tidak di mulai. Sampai di sini kamu paham?" Aruna yang saat itu tidak mengerti dengan ucapan Alan tidak menganggapnya. Lantas, Alan mengangguk lalu melanjutkan ucapannya. "Jadi untuk itu. Aruna Anastasia aku meminta kamu untuk bersamaku memulai apa yang belum pernah di mulai. Kita pacaran ya!" Sejak saat itu, Aruna merasa di cintai sedalam Alan mencintai dirinya. Dia tahu pertemuan akan berakhir dengan ke tidak Adilan, namun Aruna akan tetap berusaha untuk menjadikan pertemuannya dengan Alan menjadi suatu keabadian... Atau justru abadi yang menjelma sebagai kenangan?