Bagaikan dihimpit dua tebing tinggi hingga tidak dapat melihat cahaya matahari, manusia kerap kali mengalah hingga tidak dapat melihat keinginan diri sendiri. Tidak semua, tapi kebanyakan seperti itu. Mendahulukan perasaan dan keinginan orang lain hingga lupa diri bahwa ia pun juga butuh mengikuti apa yang ia kehendaki. Pada akhirnya ia berujung dengan kehilangan diri sendiri. Bercerita tentang mengalah dan selalu menjadi yang nomor dua, atau bahkan nomor kesekian, terkadang manusia sampai di titik lelah dan tidak paham bagaimana cara mengekspresikannya. Hingga akhirnya terbiasa, dan kembali lagi ke titik semula, memendam dan bersikap seolah semua hal baik-baik saja. Tak apa, mungkin saja suatu saat, akan datang masa dimana benar bahwa baik-baik saja itu terjadi. Semoga. *** Azalea Rajni Kusumaningrum - Wanita ini lahir dari keluarga cukup mampu, walau tidak kaya. Ia hidup menjadi anak ketiga dari empat bersaudara. Seperti namanya, bunga azalea yang dapat bertahan hidup di tempat yang kering, Azalea diminta Tuhan untuk bertahan hidup dengan sangat kuat. Ia harus bisa membuat kehidupannya membaik meski tidak memiliki rumah untuk pulang dan merasa nyaman. Tak apa, tak semua orang dapat bahagia dengan sekejap mata. Ia tetap berterimakasih kepada Tuhan atas hal-hal baik yang telah terjadi di dalam kehidupannya. Keluarga, pertemanan dan juga percintaan, tak ada yang berjalan baik. Tak apa, tak semua harus baik-baik saja. Namun, yang Lea tak habis pikir, kenapa ia tak bisa berdamai dengan dirinya sendiri? Semua luka itu, kenapa tetap terasa sakit walau telah sembuh dan ditelan waktu yang cukup lama? Lea, entah kapan, hanya berharap ia dapat bertemu dengan dirinya yang telah memaafkan seluruh luka masa lalu. Entah kapan, tapi semoga saja.Todos os Direitos Reservados
1 capítulo