Muhasabah Cinta
  • Reads 12
  • Votes 2
  • Parts 1
  • Reads 12
  • Votes 2
  • Parts 1
Ongoing, First published Nov 18, 2022
Cinta itu sangatlah indah.
Cinta itu semulia Baginda Rasulullah Saw.
Cinta itu sesuci Sayyidatuna Fatimatu Zahra.
Cinta itu sedalam Rabiatul al-Adawiyah.
Cinta itu setulus Miqdad.
Cinta itu seikhlas Salman Alfarizi.

Tetapi ini bukan kisah tentang Baginda Rasulullah Saw yang sangat mencintai Ibunda Sayyidatuna Khadijah Alkubra, bukan pula tentang kisah cinta dalam diamnya Sayyidatuna Fatimatu Zahra dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Ini hanya seutas kisah cinta kedua anak manusia yang terjerat dosa yang tidak diharapkan kemudian keduanya ingin memperbaiki dan meraih cinta yang suci.
Ini bukan tentang menghalalkan yang haram ataupun mengharamkan yang halal. Ini hanya tentang bagaimana mereka meraih cinta yang dilandasi keikhlasan pada takdir dan keridhaan pada Sang Ketetapan Cinta.

***

Cerita ini hanya fiksi belakang, mohon bijak dalam membaca dan tegurannya bilamana ada kata atau kalimat yang salah.

Selamat Membaca.
All Rights Reserved
Sign up to add Muhasabah Cinta to your library and receive updates
or
#535keikhlasan
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
My Sin cover
Fiction -sungjake✔ cover
Little Dumplings cover
𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI] cover
ANTAGONIS cover
antagonis wife [Proses Penerbitan] cover
After Graduation cover
sex school [RJ BOYPUSSY] cover
Elio Riley Sergeyev cover
Stars Behind the Darkness  cover

My Sin

49 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.