Story cover for Tangled Thread (On Going) HIATUS by BYANHA
Tangled Thread (On Going) HIATUS
  • WpView
    Reads 4,050
  • WpVote
    Votes 1,155
  • WpPart
    Parts 28
  • WpView
    Reads 4,050
  • WpVote
    Votes 1,155
  • WpPart
    Parts 28
Ongoing, First published Nov 19, 2022
[15+]

∆ Warning! Sudah ada peringatan di atas bahwa cerita ini untuk pembaca di atas umur 14 tahun. Kalau masih ada yang burumur 14 atau dibawah 15, silahkan tinggalkan lapak ini.
∆ Sekian, kamsahamnida


---


Dulu, Ylfa dan Aaraf adalah sahabat kecil yang tak terpisahkan. Namun, perpisahan di usia delapan tahun mengubah segalanya. Kini, di bangku kelas 2 SMA, mereka bertemu kembali-bukan sebagai sahabat, tapi sebagai musuh yang ditakdirkan untuk bertikai.
       
Setiap pertemuan hanya berisi adu argumen tanpa alasan yang jelas, seolah ada jurang tak terlihat di antara mereka. Namun, di balik semua pertengkaran itu, ada perasaan asing yang perlahan tumbuh-sesuatu yang lebih dari sekadar kebencian, sesuatu yang membuat mereka diam-diam saling mencari.
       
Bisakah mereka memahami apa yang sebenarnya mengikat mereka? Ataukah mereka akan terus terjebak dalam pertikaian yang menutupi perasaan sesungguhnya?
       
Sebuah kisah tentang perpisahan, pertemuan kembali, dan perasaan yang tak terduga.


-----


Sabtu, 19 November 2022 (ditulis ulang pada 27 Maret 2025)
All Rights Reserved
Sign up to add Tangled Thread (On Going) HIATUS to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
𝐀𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐒𝐈 by Lullablu_Rin
60 parts Complete
[A 𝐓𝐞𝐞𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 (𝐘𝐨𝐮𝐧𝐠 𝐀𝐝𝐮𝐥𝐭) 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐥𝐨𝐠𝐲𝐜𝐚𝐥 Story] [𝐌𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐝𝐚𝐟𝐭𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 "𝐊𝐞𝐤𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐖𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚" 𝐨𝐥𝐞𝐡 @𝐀𝐦𝐛𝐚𝐬𝐬𝐚𝐝𝐨𝐫𝐈𝐃] Nila tahu, di usianya yang sudah menginjak tujuh belas tahun ini, ia perlu memperbaiki diri. Belajar lebih berani, menyingkirkan gugup serta cemas ketika berbicara dengan orang yang tak akrab, belajar berbaur bersama teman-teman sekelas yang lain, belajar lebih tenang ketika ia sudah terjebak di antara kerumun dan suara berisik, juga semestinya sedikit lebih berani menatap mata tajam sang ibu yang sering kali memaksa Nila untuk bungkam, menurut, dan memenuhi semua harapan wanita itu. Sayangnya, itu tak pernah semudah ketika Nila membayangkan perubahan yang harus ia lakukan setelah membaca dari buku panduan psikologi. Gadis itu tetap sulit untuk mengembangkan diri. Sulit menerima titik usahanya yang kian hari memerosot jatuh. Titik jenuh yang membuat ibunya lebih sering menaruh kecewa alih-alih bangga. Nila takut melihat air mata Hana. Takut melukai, takut membuat hati wanita yang melahirkannya dipenuhi sesak kecewa. Nila ... tak bisa membiarkan semua itu terjadi. Sebagai tumpuan harapan, ia berharap setidaknya bisa mengembalikan senyum orang tua tunggalnya melalui prestasi gemilang di sekolah. Lantas, apakah semuanya akan tetap sekaku di titik awal? Apakah semua akan berjalan sesuai? Apakah Nila bisa menerima kekurangan dan menghadapi ketakutannya sendiri? Nila tidak tahu, dan dirinya sulit mendorong diri untuk mengabaikan banyak kekacauan tak perlu. COPYRIGHT RESERVED ©2022 | 𝐀𝐔𝐑𝐄𝐄𝐍𝐀𝐃𝐀 °°°°°°° ⚠PERINGATAN⚠ CERITA MENGANDUNG ISU SENSITIF BERUPA GANGGUAN PSIKOLOGI [ANXIETY: Ringan hingga berat] °°°°°°° START: 17 ⓜⓔⓘ 2022 REVISI: 03 ⓞⓚⓣⓞⓑⓔⓡ 2022 =
You may also like
Slide 1 of 8
Lantas (END) cover
ALAYRA cover
24/7 (HIATUS) cover
SaCiMi✅ cover
Three or Nothing cover
𝐀𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐒𝐈 cover
NEED (Rewrite)✓ cover
AKSA & AFNA  cover

Lantas (END)

48 parts Complete

PERINGATAN ⚠️ Dibeberapa part terdapat adegan kekerasan dan kata-kata kasar! ------------------------- Navisha Aqila Anastasia, gadis berambut sebahu berusia 17 tahun, adalah siswi cerdas yang selalu menjadi kebanggaan sekolahnya. Memasuki awal kelas 12, ia dipertemukan dengan Arzan Nauval Abraham, siswa yang harus mengulang tahun terakhirnya. Awalnya, mereka hanyalah dua orang asing yang kebetulan duduk di bangku yang sama. Namun, waktu demi waktu menghapus jarak di antara mereka, mengubah pertemuan biasa menjadi kisah yang tumbuh di sela tawa dan diam-diam yang saling mengerti. Hingga suatu hari, ada satu hal yang menyangkut orang tua mereka yang memaksa mereka untuk menjaga jarak, seolah perasaan yang sudah terlanjur tumbuh harus dibekukan begitu saja. Haruskah mereka menyerah pada ego orang tua mereka? Atau justru melawan demi kebahagiaan yang mereka yakini? ~~~ "Terima kasih, karena pernah menjadi rumah, meski bukan yang terakhir."