"Persetanan dengan kata pendamping hidup Zeva. Gue benci lo, gue benci ada di hubungan paksa ini, gue benci! Lo, bahkan gue, jangan pernah libatin perasaan. Walaupun kita dijodohin, belum tentu berakhir happy ending." Ucapnya penuh tekanan.
"Satu lagi. Semua yang gue lakuin kemauan diri gue sendiri. Dan lo orang asing yang masuk kedalam hidup gue, jangan pernah protes ataupun ngontrol yang gue lakuin. Ngerti lo!"
Zeva mengusap air matanya kasar. "Sejelek itukah gue di mata lo Rega?" Tanyanya pelan.
"Yah, sejelek itu. Sejelek dari kata jelek. Lo orang asing yang ngerusak hidup gue, lo penghancur segalanya, bodoh!"
××××
"Pretty, you are so perfect, Zeva. Mata lo begitu indah buat lo yang selalu ngeluarin air mata, berhentilah menangis. Gue bakalan selalu ada buat lo, Zev. Gue cinta sama lo. Gue janji bakalan selalu ada disamping lo di saat lo butuh sandaran."
"Cinta? Nggak bisa Rangga, kita hanya sebatas sahabat, nggak lebih. Gue udah ada Rega."
××××
Tidak bisa diduga jika pada akhirnya semua akan menjadi diluar ekspektasi.
Begitulah hidup. Sesuatu yang tidak diduga bisa jadi terduga.
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.