4 parts Ongoing Segalanya dimulai dari rasa kagum. Tatapan terpaku pada senyum cerah Jihoon, cara dia tertawa lepas tanpa beban, bahkan cara dia menatap orang lain dengan penuh perhatian-semuanya membuat Junkyu merasa seperti Jihoon adalah makhluk paling sempurna di dunia. Tapi semakin lama dia memperhatikannya, semakin dalam ia tenggelam. Dan dari kekaguman itu, tumbuh sesuatu yang lebih gelap. Lebih mengikat. Lebih berbahaya.
Junkyu tak bisa berhenti.
Ia menyimpan foto Jihoon-ratusan, mungkin ribuan. Setiap unggahan media sosial, setiap siaran langsung, bahkan tangkapan layar dari video yang tak lagi penting. Ia tahu rutinitas Jihoon, tahu jadwalnya, tahu di mana dia akan berada dan dengan siapa. Junkyu bahkan tahu kapan Jihoon terakhir menangis-dan kenapa.
Ia selalu ada. Diam-diam, dalam bayang-bayang. Memastikan Jihoon aman, memastikan tak ada yang bisa menyakitinya... kecuali mungkin dirinya sendiri. Karena jika suatu hari Jihoon memutuskan untuk pergi, Junkyu tahu dia tidak akan sanggup menahannya. Tapi itu tidak berarti dia akan membiarkannya lepas.
"Cinta nggak sesederhana itu, Jihoon," bisiknya suatu malam, saat keduanya terjebak dalam diam yang mencekam. "Kalau aku nggak bisa punya kamu dengan cara biasa... aku akan cari cara lain."
Jihoon menggigil, tak hanya karena ketakutan-tapi karena ia tahu, di balik kalimat itu, ada janji yang tidak main-main. Junkyu mencintainya terlalu dalam, terlalu kuat... hingga cinta itu mulai berubah menjadi tali yang perlahan mencekik.
Tapi di mata Junkyu, semua itu hanya bukti dari cintanya.
Karena Jihoon bukan milik dunia.
Dia milik Junkyu.
Sepenuhnya.
|
•
|
•
|
•
|
~ Dilarang menjiplak
~ Cerita murni dari pikiran
~ Homo phobia bisa minggir
~ Gak suka bisa skip gampang kan
~ Jangan banyak omong
~ Votmen nya janlup