Banyak cara yang Tama lakukan agar ia bisa menyicip manisnya rasa bahagia yang dikata orang-orang. Alih-alih semuanya membaik, luka pada hatinya semakin parah dan satu-persatu mulai bernanah, juga hidupnya yang terlanjur berantak'kan kala terlalu jauh mencari rasa bahagia. Tama ada pada titik dimana ia sadar, jika dirinya yang tidak bergunalah penyebab semuanya. Melihat keadaan yang semakin berantakan, Tama berfikir tidak ada tempat untuk manusia yang tidak berguna seperti dirinya.