Saat masa kanak-kanak, kita hanya berfikir besok main apa dan main dengan siapa, besok main kemana dan bilang atau tidak pada ibu karena terkadang kita bermain ke tempat yang dilarang oleh ibu, entah itu sungai, entah itu main lumpur di sawah atau berpetualang layaknya si bolang. Dan juga berfikir besok main permainan yang sama atau mencari permainan seru lain yang berbeda, dan apakah aku yang harus ke rumahnya atau menunggu dia datang saja ke rumah ku.
tapi bila dipikirkan secara seksama memang masa itu adalah masa paling indah yang pernah dilalui semua manusia yang sekarang sudah beranjak dewasa bahkan sudah lansia.
Jika kita diledek, kita bisa mengadu pada ibu atau ayah kita, jika kita penasaran kita bisa bertanya prihal apapun dengan polosnya kita. tak pernah terlintas apakah dia akan sakit hati, apakah dia akan senang atau tersinggung dengan pertanyaan kita.
Dan berbagi cerita di malam hari dengan ibu atau ayah prihal apapun yang ku lalui saat main tadi, serta menanyakan apapun yang baru ku tau adalah momen yang ku tunggu dimalam hari sebelum tidur.
Saat kita kecil bermusuhan adalah hal yang biasa pada masa itu, tak perlu waktu lama untuk bisa bermain kembali dan berbaikan lagi, cukup ikut bermain lagi dan seolah-olah kejadian tadi itu tak pernah terjadi.
Sungguh indah masa-masa itu, aku ingin kembali lagi kemasa itu, aku ingin bermain lagi, aku ingin tertawa lepas lagi dan aku ingin bisa dekat lagi dengan orang tua ku sama seperti saat aku masih kecil.
Walaupun kadang terlitas sebuah pertanyaan random anak-anak yang selalu bertanya di dalam hatinya, apakah dewasa lebih menyenangkan dari masa-masa sekarang ini? karena mungkin kita akan lebih mudah dapat uang dan bisa beli apa saja dengan uang yang kita punya. kita bisa beli eskrim sepuasnya, bisa beli permen, chiki, coklat dan mainan sepuasnya tanpa perlu dimarahi ibu. (itu pemikiran ku saat masih Kanak-kanak)
Tapi, setelah aku beranjak dewasa dan merasakan nya langsung, ternyata dewasa itu..
seorang Daddy yang suka memanjakan anak nya kapi melewati batas nya membuat hidup anak nya bergantung sama daddy nya serta posesif nya daddy nya kapi sang anak tak permasalahan karena iya dari kecil selalu hanya ada daddy nya punya mommy kapi tak pernah ada waktu bersama nya iya dari bayi sampai sekarang daddy nya yang urus nya..