Dalam hidup menolong sesama adalah perkara yang baik dan patut untuk disyukuri. Tapi, lain dengan seorang gadis yang akrab di sapa Rea. Ia menyesal telah menolong seorang gelandangan yang ternyata adalah seorang tuan muda. Hidupnya yang memang sudah pluvia ( hujan ) kini memaksanya untuk mencari tempat berteduh yang lebih aman. Meskipun hidup dalam guyuran pluvia ( hujan ) tapi Rea tidak membiarkan tubuhnya kebasahan. Bagaimana caranya berlindung dari pluvia? Dan apakah ia mampu untuk tetap bertahan bersama tawanya? sedang pluvia itu berubah dengan perlahan menjadi badai yang sangat mematikan. "Bidadari menyebalkan," gumam Alev sembari tersenyum lebar. "Setidaknya gue bayarin taksi lo, bidadari mesum." "Apaan sih, bidadari mesum?" sewot Rea. *** "Abang setres, beasiswa yang melindas, difitnah sampai di tindas, tenaga terkuras. Kurang bahagia apa gue? Masih untung kagak bunuh diri juga." "Re, lo jangan nyerah. Lo nggak hidup sendiri di sini. Masih ada gue." "Rere emang nggak hidup sendiri. Tapi waktu, dan takdir yang memaksa Rere untuk berjuang sendiri. Abang ada, tapi percuma nambah beban. Kalau cuman buat nyembunyiin rahasia." Projects with Luna Literacy 01, Desember 2022 ( 1 )