A Journey To Find You
  • Reads 107
  • Votes 7
  • Parts 6
  • Reads 107
  • Votes 7
  • Parts 6
Ongoing, First published Dec 01, 2022
Diam-diam, sewaktu SMA Syarma pernah menyukai salah satu kakak kelasnya. laki-laki yang ia sukai diam-diam saat masih kelas sepuluh, dan laki-laki itu kelas dua belas.  Syarma bukan tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya, hanya saja ia tahu kalau laki-laki yang ia sukai sudah memiliki pujaan hatinya. Syarma memilih mengalah dan membiarkan perasaannya. 

Hingga lulus SMA dan melanjutkan ke dunia perkuliahan, Syarma mengetahui ternyata dia kembali dilingkungan yang sama dengan laki-laki yang masih dia sukai itu. Dari kakak kelas, hingga menjadi kakak tingkat. sekali lagi. Syarma tidak memikirkan perasaannya. karena saat itu Syarma juga mengetahui jika Ghani -laki-laki yang ia sukai akan segera menikah.

namun, siapa sangka setelah kurang lebih 2 tahun berlalu, takdir kembali mempertemukan dirinya dengan Ghani. Yang mana Ayah dari salah satu anak muridnya. 

Apakah Syarma masih menyimpan rasa itu, ataukah ia sudah memiliki dambaan hati yang baru?
All Rights Reserved
Sign up to add A Journey To Find You to your library and receive updates
or
#63fiksiromance
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Capuccino Sore Itu  ✅ [Tamat dan sudah Direvisi] cover
Pesawat Kertas cover
Jodoh Terbaik cover
ARGAJATI cover
Give Me Your Sandwich! cover
Trapped With My Brother Friend cover
NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN)  cover
Hantu Tampan Nakal cover
Wanita Dari Ruang Rindu cover
Hati Terpilih 2 (Tamat) cover

Capuccino Sore Itu ✅ [Tamat dan sudah Direvisi]

46 parts Complete

Aku tidak berani bermimpi. Mungkin ini adalah capuccino terakhir yang bisa kunikmati sambil berbincang berbagai basa-basi denganmu. Membicarakan konsep masa depan yang terlalu jauh, bagiku semacam menelan angan kosong. Lelah jiwaku bila terus berpura-pura menikmati obrolan yang membuatku ingin menghilang. Dan sore ini, setelah lama aku bersembunyi, kau pun datang lagi. "San, kamu kemana saja?" "Aku tidak kemana-mana hanya mengistirahatkan hati." "Jangan pergi lagi. Kita bisa menghadapinya bersama, kan? "Maaf, Kak. Kakak punya impian dan aku punya kenyataan. Aku tak mau menjadi perusak mimpi itu." "Tapi kau adalah sebagian impianku." "..." _________________________________________ NOTE : Cerita ini hanya fiktif belaka. Apabila terdapat kesamaan waktu, tempat, dan suasana hanya karena terinspirasi saja