Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Ara semua hal ini akan terjadi padanya. Hal yang mengerikan yang telah mengubah hidupnya. Dia hanya ingin menikah dengan Thomas tunangannya, dan hidup normal seperti kebanyakan wanita lainnya. Bayang - bayang keluarga kecilnya bersama Thomas mulai hilang bersama keputus asaannya. Dia terus menyalahkan dirinya sendiri, andai saja saat itu dia tidak pergi bersama teman - teman SMAnya dan menuruti perintah Thomas untuk menunggunya hal ini tidak akan pernah terjadi. Kalaupun ada kesempatan melarikan diri, Ara sudah tidak punya muka untuk menemui Thomas. Dia sudah kotor, Ara terus menghujat dirinya sendiri dan lelaki bajingan bak iblis itu. Ara terus menangis sesenggukan, dia merasa sangat hina, kotor dan berdosa. Setiap harinya Ara ingin sekali meninggalkan dunia ini tetapi apakah Tuhan akan memaafkan dosa-dosanya?Ara berusaha tetap kuat walaupun batinnya menjerit. Ia menatap jari manis ditangan kananya yang kosong, dimana seharusnya disitu melingkar cincin emas bertuliskan T&A tanda pertunangannya dengan Thomas yang diambil lelaki brengsek itu dengan paksa dan dibuang entah kemana. Dia mencengkram erat tali dilehernya yang membuatnya makin sesak. Kemudian teringat kembali suara si brengsek itu " Kau ini hanya hewan peliharaanku, jangan berharap lebih" kata-kata itu membuat hatinya seperti dirobek. Tangisan Arapun makin menjadi diselimuti suara hujan yang sedari tadi turun dan makin deras. Di cuaca seperti ini semestinya dia berada bersama Thomas diperpustakaan atau dikafe langganan mereka, sambil minum teh mereka membaca buku bersama ataupun bercerita. Setiapkali Ara bercerita Thomas akan menatap Ara dengan penuh perhatian. Lalu kemudian sulas senyum tipis terlihat diwajah Thomas, membuat Ara hangat, membuatnya tidak bisa lepas dari pria itu. Ingata-ingatan tentang Thomas bisa membuatnya terhibur meskipun setelah itu rasa sakit dihatinya akan bertambah.
*** Devil Heart***
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.