Perjalanan pencarian kembali untuk sebuah kebenaran dari lika-liku pembunuhan seorang sahabat. "Kamu sangat naif. Aku tidak akan berkomentar apapun," Tamara berkata dengan dingin, berusaha menyembunyikan gemuruh hatinya, yang seakan-akan telah tertusuk ribuan pisau. "Kamu pembunuh! Bagaimana kamu membunuh orang yang menjadi sahabat baikmu?!" hardik Eddie dengan emosi yang meluap, tanpa menyembunyikan ekspresi jijik dan amarah yang berusaha ia tekan agar tidak mendorong orang di depannya. "Aku harap saat semua selesai, kamu tidak menyesali kata-katamu sekarang," sahut Tamara dengan tatapan dingin. seorang petugas kepolisian membawanya ke mobil polisi dengan tangan yang sudah terbogol.