Hidup itu tentang menyambut, kehilangan lalu mengikhlaskan. Saat aku menyambutmu, aku bahagia. Saat aku kehilangan kamu, aku mencoba baik-baik saja. Dan saat aku mengikhlaskan kamu, aku rasa aku bisa. Tapi kamu tau kan? Tidak ada ikhlas yang sempurna perihal kehilangan. Gapapa, pergi aja, jemput kebahagiaanmu, aku akan terus belajar merelakan, sampai pada titik dimana rasa sayangku tidak mengharapkan balasan. Aku ini penuh luka, aku dewasa dari lara, ruangku kembali gelap setelah kehilangan penerangan yang aku kira akan abadi. Terimakasih perjalananku, terimakasih aku. Maaf sering meropatkan raganya, Maaf sering ku ajak memaklumi luka yang berulang. Kali ini biarkan aku berhadapan dengan lelah yang tak berujung.
-Lintang Meika Atasya-
Hai, jalan ku rumit, lintasanku terlalu terjal, topengku masih banyak yang layak di pakai, tapi kali ini izinkan aku terbebas dari topeng itu ya? Tidak terlihat sakit bukan berarti aku baik-baik saja. Aku juga butuh menangis, pundakku butuh rehat dari semua sandaran. Tapi jangan pergi ya? Pundakku masih kokoh kok kalau sekedar menampung keluh kesahmu, tanganku juga masih layak di genggam. Hanya saja, untuk sekarang, aku izin menyerah. Gapapa, biar aku pendam bersama rasa kecewa. Bahkan ketika aku kecewa, aku masih bisa mencintaimu, hebat atau bodoh aku ini? Berjalan tak sejalan, berhenti pun tak sanggup. Selamat ya, sudah berhasil menciptakan luka , luka termanis yang sulit di lupakan. Semoga pilihanku tepat. Aku akan kembali melanjutkan hidupku, tanpamu si manusia baik.
-Kanaya Zivanari-
Tuhan tau kita kuat, makanya jalan kita tidak mudah, sedikit di bumbuhi tangis, haru dan tawa. Hey, hidup itu berjalan, kalau sedih ayo jalan lagi karena kita belum transit di halte kebahagiaan. Salam hangat untuk jiwa-jiwa yang di paksa kuat oleh keadaan.
-author-
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.