Story cover for Senja Di Mata Yang Diam  by Safadamayanti2111
Senja Di Mata Yang Diam
  • WpView
    Reads 28
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 28
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Dec 11, 2022
---

Masa lalu sering kali datang tanpa diundang. Membawa kembali kenangan yang kita kira telah lama terkubur, hanya untuk mengingatkan bahwa beberapa hal tak pernah benar-benar hilang. Seperti jejak-jejak kecil di hati yang tak tersapu oleh waktu.

*Vonia* masih ingat dengan jelas, saat mereka berlari-lari di halaman kecil TK itu, tertawa tanpa beban, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Dia tidak menyangka, bahwa senyum anak laki-laki yang selalu menemaninya di taman bermain itu akan menjadi bayangan samar yang menghantui setiap langkah dewasanya. Waktu berlalu, memisahkan mereka dengan jalan hidup yang berbeda. Namun, takdir punya cara unik untuk mempertemukan kembali dua jiwa yang pernah terikat oleh masa kecil.

Alif tidak pernah menyangka pertemuan itu akan terjadi lagi. Bayangan Vonia saat kecil selalu terlintas sebagai potongan kenangan yang terkadang muncul dalam mimpi-mimpinya. Kini, bertahun-tahun kemudian, takdir membawa mereka kembali di bangku sekolah yang sama. Namun, ada sesuatu yang berubah. Di balik senyum manis dan tawa ringan yang dulu akrab di telinganya, Alif merasa ada jarak yang tumbuh di antara mereka-jarak yang tak dia pahami.

Di sinilah kisah mereka dimulai, di persimpangan antara harapan masa lalu dan kenyataan yang tidak bisa dihindari. Rasa yang pernah sederhana kini berubah menjadi rumit, menjadi perasaan yang tak lagi bisa sekadar diabaikan. Vonia tahu, perasaannya tidak lagi seperti dulu. Tapi akankah Alif mengerti, atau justru memilih untuk menjauh?

Beberapa cinta memang tidak pernah dimaksudkan untuk terbalas, tapi tetap layak untuk diceritakan.

---
All Rights Reserved
Sign up to add Senja Di Mata Yang Diam to your library and receive updates
or
#61cintabertepuksebelahtangan
Content Guidelines
You may also like
Kiara and zaki's love journey [sedang revisi √ ] by tiaxyl
28 parts Ongoing Mature
"Sayangkuu, cintakuu. Gimana dengan hari ini, hm? Are you happy?" "Seru dong, senang karena ada kamu, Ka. Hehe." Dulu, setiap percakapan kecil seperti itu mampu menyulap hariku jadi lebih indah. Tapi semua itu kini tinggal kenangan. Hubungan yang manis dan penuh tawa itu akhirnya harus berakhir, bukan karena cinta kami memudar, tapi karena kenyataan terlalu pahit untuk ditelan bersama. Aku masih mencintaimu. Masih ingin mendekat, masih berharap bisa kembali. Tapi jarak ini bukan lagi tentang raga-melainkan tentang takdir yang tak mengizinkan kita bersatu. Cinta kita besar, tapi tidak cukup untuk melawan kenyataan yang tak berpihak. Banyak halangan yang kucoba lalui demi kamu, demi kita... tapi ternyata semesta punya rencana lain. Kini, aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan. Ingin kembali, tapi tak bisa. Ingin melepaskan, tapi hatiku belum rela. Satu kejadian itu-satu hari yang mengubah segalanya-telah memutus tali yang tak terlihat namun sangat kuat mengikat kita. Jika bukan karena kejadian itu, mungkin aku masih tersesat dalam hubungan yang samar: ada, tapi tak punya peran. Dulu aku memegang peran utama di hidupmu. Sekarang? Bahkan untuk menjadi figuran pun aku tak lagi layak. Kita pernah sangat dekat, tapi kini aku tahu... melepaskan sesuatu yang sudah terasa seperti rumah tidak akan membuat segalanya membaik. Bahagia tidak selalu datang setelah menjauh. Dan seringkali, hubungan yang tampak sempurna dari luar menyimpan luka yang tak pernah terucap. Aku tak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini. Tapi yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Meski begitu, kenangan itu-kenangan tentang hari itu-masih terpatri jelas di pikiranku. Hari saat aku sadar... cinta saja tidak cukup.
74/366 by lthfyyhm16
5 parts Ongoing
Arifah, seorang siswi yang ceria, mendapati hatinya berdebar tak menentu setiap kali tatapannya tak sengaja bertemu dengan seorang adik kelas yang menyimpan aura misterius. Pertemuan singkat di lorong sekolah menjadi momen-momen kecil yang membekas, di mana senyum simpul dan lirikan mata menjadi bahasa rahasia yang hanya mereka berdua pahami. Di balik kesibukan masing-masing, sesekali notifikasi pesan singkat hadir sebagai jembatan kecil yang menghubungkan dunia mereka. Awalnya, bagi Arifah, interaksi yang terbatas ini sudah cukup untuk menghadirkan kehangatan di tengah hari-harinya. Namun, seiring berjalannya waktu, perasaan yang awalnya samar mulai bertransformasi menjadi harapan yang lebih mendalam. Ia mulai membayangkan percakapan yang lebih panjang dari sekadar sapaan singkat, sebuah kedekatan yang nyata di luar batas layar ponsel. Impian tentang berbagi tawa dan cerita dalam dunia nyata mulai memenuhi benaknya. Namun, tanpa sepengetahuan Arifah, sang adik kelas ternyata masih dibayangi oleh kenangan masa lalu yang belum sepenuhnya terlepas. Jejak-jejak kisah lama itu perlahan mulai menciptakan jarak tak kasat mata di antara mereka, mewarnai setiap tatapan dan pesan singkat dengan keraguan. Kini, Arifah dilanda kebimbangan yang mendalam. Haruskah ia terus melangkah dalam hubungan tanpa status ini, menikmati setiap interaksi kecil namun dihantui ketidakpastian masa depan? Atau justru lebih baik ia menarik diri sekarang, sebelum perasaannya semakin dalam dan ia terpaksa menghadapi risiko terluka oleh bayang-bayang masa lalu yang masih menghantui hati adik kelas itu? Ketakutan akan patah hati membayangi setiap senyum dan pesan singkat yang ia terima, memaksa Arifah untuk mempertimbangkan pilihan yang paling aman bagi perasaannya di tengah dinamika cinta masa SMA.
You may also like
Slide 1 of 7
Kiara and zaki's love journey [sedang revisi √ ] cover
ANTARA DOA DAN RASA cover
[END] Blind Rainbow cover
Pelangi di Balik Hujan Rindu cover
Antara Rasa dan Jarak (S1) cover
Saat Cinta Tak Terucap cover
74/366 cover

Kiara and zaki's love journey [sedang revisi √ ]

28 parts Ongoing Mature

"Sayangkuu, cintakuu. Gimana dengan hari ini, hm? Are you happy?" "Seru dong, senang karena ada kamu, Ka. Hehe." Dulu, setiap percakapan kecil seperti itu mampu menyulap hariku jadi lebih indah. Tapi semua itu kini tinggal kenangan. Hubungan yang manis dan penuh tawa itu akhirnya harus berakhir, bukan karena cinta kami memudar, tapi karena kenyataan terlalu pahit untuk ditelan bersama. Aku masih mencintaimu. Masih ingin mendekat, masih berharap bisa kembali. Tapi jarak ini bukan lagi tentang raga-melainkan tentang takdir yang tak mengizinkan kita bersatu. Cinta kita besar, tapi tidak cukup untuk melawan kenyataan yang tak berpihak. Banyak halangan yang kucoba lalui demi kamu, demi kita... tapi ternyata semesta punya rencana lain. Kini, aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan. Ingin kembali, tapi tak bisa. Ingin melepaskan, tapi hatiku belum rela. Satu kejadian itu-satu hari yang mengubah segalanya-telah memutus tali yang tak terlihat namun sangat kuat mengikat kita. Jika bukan karena kejadian itu, mungkin aku masih tersesat dalam hubungan yang samar: ada, tapi tak punya peran. Dulu aku memegang peran utama di hidupmu. Sekarang? Bahkan untuk menjadi figuran pun aku tak lagi layak. Kita pernah sangat dekat, tapi kini aku tahu... melepaskan sesuatu yang sudah terasa seperti rumah tidak akan membuat segalanya membaik. Bahagia tidak selalu datang setelah menjauh. Dan seringkali, hubungan yang tampak sempurna dari luar menyimpan luka yang tak pernah terucap. Aku tak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini. Tapi yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Meski begitu, kenangan itu-kenangan tentang hari itu-masih terpatri jelas di pikiranku. Hari saat aku sadar... cinta saja tidak cukup.